Halaman

Kamis, 15 September 2022

doa-doa berebut disebut di hatiku

doa-doa berebut disebut di hatiku 

Kendati aneka acara mencari keringat memanfaatkan terpaan sinar sang surya. Jalan cepat jauh atau waktu tempuh >45 menit, atur nafas hidung, suhu badan relatif tetap.  Sampai tujuan atau tiba di rumah, tidak berkeringat plus tidak haus. Faktor “U” (umur, usia, uzur, uban) menyebabkan masih terjadi bésér usai lelap malam. Sengaja bakda azhar sudah tidak teguk air.

Baca doa jelang tidur. Jangan pelit irit doa. Hari esok bukan hak milik kita. Perkaya dengan baca shalawat, dzikir, doa maupun permintaan permohonan ridho-Nya. Selang 1-2 jam lelap terbangun tanpa gangguan ingin ke belakang. Aman-aman saja hingga sampai 1 jam jelang azan subuh.

Namun kiranya jika terjaga dengan posisi badan tidak banyak berubah. Ditambah fakta  harus bersegera buang air kecil, buang air seni. Artinya, sigap diri dengan kejadian berulang selang 1-2 jam atau kurang. Saat balik ke peraduan bisa langsung lelap, bersyukur. Seperti mulai dari nol lagi, manfaat untuk evaluasi diri. Paling afdol jika balik ke kasur - bisa langsung lelap atau mulai  dari nol - berdoalah. Minimal ucap basmalah.

Mencari posisi tidur lagi dari pasca bolak-balik ke km/wc, sarat hikmah. Usai baca doa atau masih sedang ucap doa, terasa doa yang lain antri. Sempat ulang-ulang doa, maka doa yang lain iri. Tanpa sadar ubah posisi sambil hati menyebut doa lainnya. Pemerataan. Juga tidak. Mana yang lintas menyangkut saja. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar