bedah kasus martabat spesial
Frasa “harkat dan martabat kemanusiaan” bikin ahli baca
tumpukan dosa pihak lain, kian bebas.
Bawaan sejak dalam kandungan, dari sono-nya yang melekat
pada diri manusia. Bukan harga mati. Masih akan mengalami pasang surut. Namun nilai
yang memancar dari dimensi jati diri, berbasis jiwa ”siapa aku”. Menjadi daya tarik, daya pikat maupun nilai jual.
Acap sesesorang manusia setelah menjadi orang, tampak sentuhan
cahaya illahiah. Sebaliknya, hanya “orang” yang mampu mendeteksi eksistensi orang
lan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar