perjuangan hidup lelaki tulèn di telapak tangan
Akhirnya kendaraan politik tidak
hanya menggulirkan presiden kedua RI mampu mengemban amanah MPR atas kehendak
rakyat. Maka daripada itu, pengusaha mendirikan bentukan partai politik bukan tanpa pamrih.
Parpol yang dibentuk, ternyata tak bertaring. Dikandang asalnya saja tak bertaji.
Bikin panas-adem ybs.
Di bawah tempurung reformasi, kompromi
sedot WC sibuk gali lubang tutup lubang peradaban. Mematut diri agak tampak
berklas. Buruk muka diimbangi dengan mulut sanggup berujar apapun. Jari tangan
sigap menulis isi hati. Membuktikan kadar diri sebagai manusia buangan,
sempalan. Tak merasa bersalah karena yakin diri sebagai manusia bebal. Hukum
tak berlaku.
Hebatnya lagi kawan. Mental feodal
yang berasas tunggal mégatéga mengatasnamakan derita rakyat akar rumput.
Modal wajah merasa terzalimi, dengan gaya santai menggurita berdaya tekan ke bawah. Daya hisap dan keruk apa saja. Sekaligus
mampu memanipulasi watak menampilkan moral-mental budak. Terbungkuk-bungkuk
tertunduk-tunduk di hadapan investor politik multipihak. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar