Halaman

Jumat, 09 September 2022

jiwa politik partai tergantung jumlah dan ukuran kursi

jiwa politik partai tergantung jumlah dan ukuran kursi 

Padahal, secara kamus dan bahasa politik. Tapi anggap saja wajar bin nalar. Pemilu 1955 diikuti sekian jumlah partai politik, organisasi maupun perkumpulan kenusantaraan. Karakter negara sedang, masih, selalu, senantiasa, akan gemar berkembang. Multipartai bukti kasat mata, tolok ukur berkemajuan.

Ora perlu gumunan jika suara partai lebih dominan ketimbang aspirasi masyarakat, suara rakyat. Jiwa patriotik politik seluas dan setinggi bendera partai.

Hanya terjadi di negara berpancasila. Peruntukkan khusus bagi kawanan partai politik yang lebih tua ketimbang NKRI. Pengalaman hidup berbasis kemurahan hati, kebaikan hati, keramahan alam plus kemakmuran tanah-air. Martabat kendaraan politik mampu menjadikan siapa saja menjadi apa saja. Sistem karier di birokrasi tanpa sentuhan politik, percuma bin sia-sia.

Perilaku manusia politik masih bisa dinormalkan. Diperlukan niat, kemauan, kesadaran, kesabaran ekstra untuk mau normal. Khususnya sadar normal dalam pasal medis, psikologis, sosial maupun spiritual. Pelakunya harus dinormalkan, serta tindakannya layak dipidanakan. Tapi mana mungkin. Melanggar HAM. Parpol-nya bisa cuci tangan. Kipas-kipas. Stok masih berlimpah ruah. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar