toleransi demokrasi multipartai, sekat vs lekat
Kepancasilaan atau berpancasilanya kehidupan
bermasyarakat, menjadi karakter anak bangsa, tunas bangsa nusantara. Kemasan lokal
dalam skala nasional menjadi sinergitas negara. Hanya saja, beda warna politik
sampai beda pilihan menjadi sumber segala sumber bencana politik.
Pengguna aktif kemanfaatan teknologi
berbasis TIK menjadi perpaduan daya jangkau vs daya rusak. Dunia dalam
genggaman anak kemarin sore, dilakukan sambil duduk dan atau jongkok tanpa
berputar. Aksi bersih diri plus peringan tubuh.
Ikatan moral antar sesama penyuka pasal
rasa damai itu sesuai batas waktu dan kesaksian jiwa. Menghadapi musuh bersama
macam agresi covid-19. Protokol kesehatan menjadi rujukan dan payung hukum,
menjadi bisa karena format kebijakan politik. Selain itu hak untuk mendapatkan politik
sehat vs sehat politik merupakan salah satu dari hak asasi yang melekat pada
manusia.
Politik kepentingan menentukan kapan
koalisi bicara eksis, kapan kompetisi menjadi acuan utama. Kompromi mengandung
kata MPR. Komprehensif saat berimprovisasi bebas terkendala – bukan terkendali –
berkehidupan ala Pancasila Nusantara.
Pemerintah lokal informal maupun
bentuk negara bayangan, menjadi katalisator, dinamisator plus manipulator rasa
nasionalisme kebangsaan. Refromasi hanya melanjutkan sistem dalam format sesuai
tutntutan dan tantangan zaman. Daya mandiri pemerintah akan berkorelasi dengan
percepatan wujud nyata masyarakat sejahtera lahir batin. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar