Halaman

Kamis, 21 Mei 2020

bukan bangsa tempe, cuma bangsa kedelai


bukan bangsa tempe, cuma bangsa kedelai

Ujaran orasi bebas kebangsaan, kenegaraan BK zaman Orde Lama, menandaskan asas lugas bahwa Indonesia bukan bangsa tempe. Kendati sejarah, proses ilmiah untuk menjadi tempe, bahan baku utama mengalami tindakan diinjak-injak. Atau minimal perlakuan bebrbasis tenaga fisik.

Sejarah membuktikan tunas bangsa mengalam aneka preses kehidupan sesuai periode. Jam terbang Orde Lama dan rekam jejak Orde Waktu sama-sama memakan waktu lebih dari tiga dekade alias 30 tahun. Terlahirlah generasi yang menentukan nasib bangsa.

Generasi cetakan Orde Baru dirasakan puncak, klimaks daya juangnya di era rezim politik presiden ketujuh RI. Antara main politik dengan gagal politik berbaur menjadi energi merusak diri sendiri. Ketahanan mental secara sadar mengalami pelambatan, pengurangan atau pembelokkan.

Tiap komponen bangsa merasa berhak untuk mengatur, mengurus, mengelola bangsa liwat gemulai ujung jari tangan atau goyangan lidah tak bertulang. Sesama “kedelai” lokal saja saling adu téga, saling libas demi bayang-bayang masa lalu. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar