Halaman

Rabu, 13 Mei 2020

sekeping roti tawar dari anak bungsu


sekeping roti tawar dari anak bungsu

Zaman anak-anak TK dan SD, untuk hindari jajan, mereka kami bekali a.l roti tawar diolesi mentega dan selai. Sesekali bawa nasi pas ada lauk yang disuka. Belum banyak pilihan. Bekal minuman air putih. Uang untuk transport pulang atau keperluan mendadak, tetap mereka bawa.

Kalau kami pulang kerja bawa makanan ringan. Tidak mereka habiskan, untuk bekal sekolah dan bisa berbagi dengan teman. Akhirnya anak-anak saya dikenal bekalnya roti oles. Menjadi murid MA dengan sistem inap. Faktor ajar dan didik soal makan sehat. Anak kami selama di asrama tetap santap dengan nikmat, apapun lauk dan sayurnya. Sebagian murid ada yang pilah pilih lauk.

Singkat cerita, sewaktu anak bungsu kerja sebagai konsultan individual di kantor ibunya. Masih suka bekal makanan. Tahu ada potongan harga di toko tertentu. Es krim yang diincar, urut merk dan rasa. Pengalaman tradisi isi perut, berlanjut dan beli sendiri. Termasuk beli roti tawar maupun roti manis.

Mendapat makan siang. Bagi si bungsu terkadang terasa kurang. Bisa ambil jatah ibunya. Atau dibawa pulang ke kosnya. Jika ibunya ada rapat. Namanya anak, ingat bapaknya yang di rumah. Sesekali titip makanan liwat ibunya. Tak terkecuali pakai pola sensor. Jika ada santapan yang dibawa pulang isteriku, sudah disensor si bungsu. Ada yang tinggal separuh atau bekas gigitannya. Kalau suka, malah semua untuknya.  Ibunya cuma geli melihat kelakuan anak bungsu.

Sumber menu bisa dari masjid kantor. Ibunya menjadi pengurus masjid. Juru masak sajikan makan dan minum untuk petugas masjid. Kelebihannya, bisa dibawa pulang.

Sikat olah kata, agar memang tepat judul. Soal santap roti, anak saya tak terpaku pada merk. Lihat bahan bakunya. Gandum atau bahan baku standar. Roti panggang oven, panggang wajan sudah dikembangkan dengan seksama.

Jumat malam isteri saya pulang agak larut. Termasuk bereskan urusan masjid, karena sabtu dan ahad ASN libur. Satpam RW dan khususnya satpam RT sudah paham. Isteri pulang ada saja buat mereka. Terutama di bulan Ramadhan tanpa agresi covid-19.

Sesampai di dalam rumah, isteri buka tas kerja dan keluarkan plastik berlipat. Dari anak bungsu khusus buat bapaknya. Plastik bungkus roti, masih ada isinya sekeping roti tawar sudah diolah dan siap santap. Betapa anak bungsu tak mau santap habis. Ingat bapaknya. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar