Halaman

Selasa, 05 Mei 2020

daun gugur ke bumi, tengkurap atau telentang


daun gugur ke bumi, tengkurap atau telentang

Saat yang tepat, simak kandungan ayat Al-Qur’an, fokus pada [QS Al An'aam (6) : 59]:
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"

Kuucapkan salam sambil buka pintu pagar rumah. Usai subuhan di masjid terjangkau dengan jalan kaki. Baru melangkah pelan ada daun mangga kering jatuh selangkah di depan kaki. Terasa keanehan kasat mata. Daun jatuh tidak langsung diam. Bergerak mencari posisi tepat. Takut terinjak atau ada faktor lain. Rasanya, daun memposisikan diri dengan tengkurap. Tulangan daun seolah bak pelindung.

Matoa, nangka, mangga, belimbing wuluh memang memproduk sampah daun plus ranting. Rontokan daun beringin berhamburan di jalan, ditiup angin bebas tujuan. Pulang subuh biasanya lanjut sapu jalanan. Uber tebaran dan taburan daun dari halaman depan rumah. Tidak egois bersing lingkungan depan rumah. Got sepanjang blok, tak luput dari obyek proyek main sekop, sisir tanah, cangkul mini.

Pasal pemulihan fungsi got, membawa kisah tersendiri. Masih sedang berlangsung belum bisa disimpulkan secara sistematis.

Daun gugur atas sepengetahuan-Nya. Menimpa hamparan tanaman hias dalam pot aneka bentuk dan ukuran. Seolah mempoisisikan diri untuk dipungut. Karakter ranting daun matoa, bagian pangkal mendarat terlebih dahulu. Bisa menembus daun lebar.

Tanah terbuka dimanfaatkan untuk tempat sampah organis. Sistem gali lubang tutup lubang, atau jogangan. Satu lubang dipertahankan sebagai sumber air. Musim kering air tetap hadir, bahkan untuk pengisi bak mandi. Iseng saya isi dengan ikan got.

Daun di pot, khususnya yang dijejer di depan rumah. Tahu berterima kasih. Tumbuh lebih luas  dan subur berkat asupan jentilk-jentik di got. Cabai rawit yang berbuah menjadi ladang amal. Musim buah, malah tuan rumah tak sempat santap. Dibagi atau diminta warga yang liwat. Malah sistem inden, pesan dimuka tak perlu uang muka.

Daun yang dimakan ulat, kena penyakit akan mengalami perlakuan berkebutuhan khusus. Menjadi rumah binatang atau memproduk getah lengket, tak  kenal proses penegringan. Daun gugur menyatu dengan jalan. Susah disapu bersih.  [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar