daun gugur ke bumi, tengkurap atau telentang
Saat yang tepat, simak
kandungan ayat Al-Qur’an, fokus pada [QS Al An'aam (6) : 59]:
Dan pada sisi
Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali
Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada
sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh
sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang
kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)"
Kuucapkan salam sambil
buka pintu pagar rumah. Usai subuhan di masjid terjangkau dengan jalan kaki. Baru
melangkah pelan ada daun mangga kering jatuh selangkah di depan kaki. Terasa
keanehan kasat mata. Daun jatuh tidak langsung diam. Bergerak mencari posisi
tepat. Takut terinjak atau ada faktor lain. Rasanya, daun memposisikan diri
dengan tengkurap. Tulangan daun seolah bak pelindung.
Matoa, nangka, mangga,
belimbing wuluh memang memproduk sampah daun plus ranting. Rontokan daun
beringin berhamburan di jalan, ditiup angin bebas tujuan. Pulang subuh biasanya
lanjut sapu jalanan. Uber tebaran dan taburan daun dari halaman depan rumah. Tidak
egois bersing lingkungan depan rumah. Got sepanjang blok, tak luput dari obyek
proyek main sekop, sisir tanah, cangkul mini.
Pasal pemulihan fungsi
got, membawa kisah tersendiri. Masih sedang berlangsung belum bisa disimpulkan
secara sistematis.
Daun gugur atas sepengetahuan-Nya.
Menimpa hamparan tanaman hias dalam pot aneka bentuk dan ukuran. Seolah mempoisisikan
diri untuk dipungut. Karakter ranting daun matoa, bagian pangkal mendarat
terlebih dahulu. Bisa menembus daun lebar.
Tanah terbuka
dimanfaatkan untuk tempat sampah organis. Sistem gali lubang tutup lubang, atau
jogangan. Satu lubang dipertahankan sebagai sumber air. Musim kering air tetap
hadir, bahkan untuk pengisi bak mandi. Iseng saya isi dengan ikan got.
Daun di pot, khususnya
yang dijejer di depan rumah. Tahu berterima kasih. Tumbuh lebih luas dan subur berkat asupan jentilk-jentik di
got. Cabai rawit yang berbuah menjadi ladang amal. Musim buah, malah tuan rumah
tak sempat santap. Dibagi atau diminta warga yang liwat. Malah sistem inden,
pesan dimuka tak perlu uang muka.
Daun yang dimakan ulat,
kena penyakit akan mengalami perlakuan berkebutuhan khusus. Menjadi rumah
binatang atau memproduk getah lengket, tak
kenal proses penegringan. Daun gugur menyatu dengan jalan. Susah disapu
bersih. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar