agresi covid-19,
momentum wibawa negara
Pakai pemahaman umum dan kamus bahasa awam,
bahwasanya apa itu yang dimaksud dengan ‘momentum’. Tak lain tak bukan, cuma kesempatan
baik. Cuma ada itu dan tak akan datang lagi. Mau menunggu kesempatan
berikutnya, mana sempat. Persaingan tak kenal mana sekutu mana seteru.
Pertanyaan lanjutan apakah memang sedemikiannya
negara diwibawa-wibawakan. Pakai rumusan kehidupan lokal atau ramuan global. Seperti
anak baru gede, kalau keluar rumah tak macak, tak percaya diri. Kemana-mana
jalan kaki, mau dikemanakan wajah tanpa dosa. Mendadak sontak semua mata
mengarah kepadanya. Seperti ada salah tingkah.
Mengandalkan posisi di atas, bukan tangan di atas. Efektivitas,
kemanfaatan daripada pesta demokrasi raih dan bagi-bagi kursi negara. Kesempatan
menyempatkan diri bak sinterklas. Langsung bagi-bagi sembako di jalanan. Pokoknya
mlebu tayangan langsung awak media massa berbayar.
Agar tampak sibuk sampai akhir tahun anggaran. Anggaran
yang masih belum ada anggaran dipangkas dari atas. Agar mengucur, mengalir ke
bawah dalam bentuk aneka bantuan langsung kerakyatan. Kebijakan merumahkan
manusia produktif dengan memberikan kompensasi jaminan hidup.
Petani tanam padi di sawah. Muncul rumput liar,
memancing hewan penghama darat, air, udara berebut santapan gratis di satu
lokasi. Ada pihak yang cerdas memanfaatkan kesempatan yang jarang terjadi. Memasok
tenaga segar dari pasaran global. Tepatnya dari negara produsen virus corona
tanpa sengaja, tapi sesuai skenario. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar