kebijakan politik, produk moral plus ajang tarung bebas
Ternyata ada bentukan, praktikkan demokrasi deliberatif yang
salah satu aksi utamanya adalah konsultasi publik.
Forum Konsultasi Publik yang selanjutnya disingkat FKP
adalah kegiatan dialog, diskusi pertukaran opini secara partisipatif antara
penyelenggara layanan publik dengan publik. Kegiatan FKP diselenggarakan dengan
komunikasi dua arah, dimana masyarakat dapat mengusulkan, memberikan masukan
dan saran kepada penyelenggara pelayanan publik atas layanan yang diterima
selaku pengguna layanan.
Betapa kelompok masyarakat yang dikenal dengan sebutan
‘pokmas’ mendapat peran, porsi pada FKP. Peserta FKP diutamakan bagi kelompok
masyarakat yang memiliki basis kompetensi yang relevan terhadap permasalahan
pembangunan dan isu strategis Daerah.
Partisipasi Masyarakat adalah peran serta warga
masyarakat untuk menyalurkan aspirasi, pemikiran, dan kepentingannya dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Pasal 1 butir 41 UU 23/2014).
Pembangunan infrastruktur PUPR haruslah bersifat pareto
superior (membangun menguntungkan segala pihak terutama masyarakat), bukan pareto
optimal (membangun mengorbankan orang lain). Tujuan utama pembangunan adalah
untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan warga negara Indonesia. Urgensi
atau hakikat partisipasi masyarakat dalam
pembangunan adalah untuk:
Pertama, peran masyarakat adalah sebagai suatu strategi.
Maksudnya, peran serta masyarakat merupakan strategi untuk mendapatkan dukungan
masyarakat (public support).
Kedua, peran masyarakat sebagai suatu kebijakan.
Masyarakat merupakan subjek yang potensial dikorbankan atau terkorbankan oleh
pembangunan. Oleh sebab itu, masyarakat memiliki posisi tawar untuk mengkonsultasikan
haknya (right be to consulted) yang menjadi dasar kebijakan oleh
pemerintah.
Ketiga, peran serta masyarakat sebagai alat komunikasi.
Peran serta masyarakat ditujukan untuk mendapatkan informasi untuk pengambilan
keputusan-keputusan pemerintah.
Keempat, peran serta masyarakat sebagai alat penyelesaian
sengketa. Pada tahap ini peran serta masyarakat didayagunakan untuk meredam
konflik melalui upaya pencapaian konsensus dari pendapat-pendapat yang ada.
Sebagai penutup, bagian terpenting dalam pembangunan Indonesia adalah membangun
Indonesia haruslah dimulai dari membangun jiwa warga negara Indonesia, barulah
membangun badannya (fisik).
Substansi atau sebutan kebijakan politik, kebijakan
pemerintah, kebijakan publik maupun keputusan politis sudah mengakomodir atau
bertimbal balik dengan subyek kebijakan. Terkadang sebagai jalan tengah, moderat
di antara tekanan kepentingan umum dan eksistensi hak asasi penduduk.
Aspek rekomendasi alternatif kebijakan meliputi antara
lain perekonomian masyarakat, aksesbilitas dan infrastruktur, sumber daya
manusia, kelembagaan dan karakteristik daerah.
Kemandirian, kedaulatan, ketahanan wilayah administrasi
maupun kawasan fungsional, lebih dimaknai sebagai kapasitas, potensi individu
penduduk, warga negara, rakyat, masyarakat dan sebutan semaksud serta sistem
pemerintahan. Artinya kemampuan jaga diri , bela lingkungan, sigap dan tanggap
darurat, berakselerasi dan beradaptasi sewaktu menghadapi gejolak alam alami (perubahan
iklim, bencana alam, polusi udara, air bersih langka) maupun bencana buatan
manusia (kemacetan lalu lintas, karhutla, tawur massal, konflik dan kerusuhan
peran ujar bebas, kampanye politik, aksi rekayasa criminal bersenjata).
Kebijakan yang mewujud berbasis demokrasi deliberatif terdiri
dari 4 (empat) dimensi:
i.
Kesehatan dan
Kesejahteraan: status sehat sejahtera terjaga bagi
penduduk, penghuni maupun yang bekerja, yang inap.
ii.
Ekonomi dan
Kemasyarakatan: sistem sosial dan perekonomian yang memungkinkan semua pihak bertindak
secara kolektif.
iii.
Infrastruktur dan
Lingkungan: ketersediaan infrastruktur buatan dan alam yang menyediakan layanan
dasar serta melindungi warga.
iv.
Kepemimpinan dan
Strategi: kepemimpinan yang efektif, pemberdayaan pemangku kepentingan, dan perencanaan
yang terpadu.
Catur politik nusantara, peracaturan pemain politik sudah
tahu pihak mana yang layak dikorbankan demi keutuhan “raja dan ratu”. Garda terdepan
sudah ludes dilibas lawan politik. Juga tidak. Sudah menjadi umpan sesuai
skenario global. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar