Halaman

Minggu, 10 Mei 2020

dilema protokol kesehatan, bantuan sosial vs parpol wong cilik


dilema protokol kesehatan, bantuan sosial vs parpol wong cilik

Beda latar belakang kejadian. Malah menjadi ajang pembuktian mana yang selama ini tulus dan yang sebaliknya. Kalkulasi politik menjadikan pihak tertentu mati-matian bersuara sampai kemungkinan ambil sikap abstain alias tak mau tahu. Macam mendadak terjadi bencana alam. Karena tugas ada yang bertindak langsung. Karena panggilan kemanusiaan ada yang tanggap reaksi bersegera, bergegas.

Pandemik yang pasti global masuk wilayah nusantara. Berwujud agresi covid-19. Sumber segala sumber virus ada di negara paling bersahabat. Tak perlu heran akhirnya APBN dan atau APBD 2020 dipangkas dari atas. Menjadi paket bagi-bagi sembako sambil pamer bego. Aspek kesehatan menjadi bahan edukasi. Aspek edukasi menayangkan dalil untung-rugi pelaku bisnis.

Pergerakan manusia dibatasi dan dijaraki sesuai jarak aman penularan. Bonus demografi secara langsung teracak. Manusia produktif dalam batasan usia, di rumahkan sampai batas waktu daya tahan ekonomi negara. Ekonomi warga skala RT/RW mendadak kreatif, produktif.

Ahli ibadah bermain logika. Berjuang antara ikhtiar yang satu dengan ikhtiar lainnya. Ibadah sosial jangan dipendam, diperam atau ditinggal di rumah. Bentuk dan tingkat kepedulian, ikatan sosial antar warga selaku pencegah tangkal sebaran mahluk biang penyakit mematikan.

Lembaga politik yang biasanya merasa dekat dengan rakyat. Merasa dibutuhkan rakyat saat ada musuh yang sama. Ambil sikap berkebalikan dengan muncul parpol bak jamur di musim hujan. Tanpa komando, parpol pro-rakyat mendadak tiarap. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar