Halaman

Senin, 18 Mei 2020

dilema pilar keempat demokrasi, penganjur vs pengujar


dilema pilar keempat demokrasi, penganjur vs pengujar

Nusantara sudah lama sadar diri mempraktikkan semboyan “siapa menguasai media akan menjadi penguasa”. Pasal kendali mutu, satuan tugas stabilisasi, pengawasan melekat hulu ke hilir, sensor dan karantina bersubsidi, sertifikasi awak media sampai penerapan kaidah berbahasa Indonesia dengan benar, betul, baik, bagus.

Pengarusutamaan pasal bagaimana menjaga martabat bangsa vs wibawa negara di mata asing. Anti nista nama baik penyelenggara negara, tak kurang bongkaran pasal hukum peninggalan Belanda maupun produk unggulan legislasi.

Politik santun menjadi anutan walau tak pernah dibakukan. Klimaksnya, sejarah nasional yang terbiasa direkayasa, dimodifikasi, dimanipulasi demi kepentingan penguasa. Menggeliat bak macan bangun tidur. Justru memanfaatkan agenda politik penguasa. Tahun politik 2018 dan 2019, muncul olok-olok politik. Tahu diri menjadi atau lebur bersama hoaks. Senjata makan tuan, mangsa balik pemberi umpan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar