kapan-kapan kita
ber-Pancasila lagi
Golongan darah yang terkandung di badan anak bangsa pribumi nusantara,
selaku indikator utama kadar kandungan Pancasila sehat. Secara awam, apakah
semua golongan darah membawa sifat dan kadar kepancasilaan yang sama. Golongan
darah apa pada orang tua yang mempengaruhi golongan darah anaknya.
Ternyata, nyatanya statistik pemilik golongan darah menunjukkan fakta golongan
darah AB minim penggemarnya. Karakter tiap golongan darah tidak sama pada aspek
tertentu. Bahkan bisa terjadi menjadi perseteruan terbuka. Merasa unggul dan
pembawa nasib baik perbaikan keturunan.
Faktor bawaan lain, apakah sang manusia pengguna aktif otak kanan atau sebaliknya
otak kiri mendominasi tabiat, martabat, jati diri. Belum lagi guratan garis
tangan yang berpola acak atau masuk pola tertentu. Panjang jari tangan sesuai
kaidah atau efek asupan gizi. Pokoknya karakter anatomi tubuh identik dengan
sila-sila Pancasila.
Lalu lintas peradaban politik nusantara sebagai wujud nyata praktik
Pancasila. Sepak jegal terjang, ujaran bebas, tindak tanduk seruduk
penyelenggara negara menjadi cerminan komposisi sila-sila. Abaikan simbol
partai politik yang memakai simbol Bintang, Banteng, Beringin.
Ibarat ilmu maka Pancasila hanya sebatas melatih cara berpikir. Soal praktik,
mau pakai sistem oplosan, pola kanibal, teknik gado-gado, sah-sah saja. Tergantung
tujuan akhir periode atau kontrak politik.
Setiap presiden punya lagu dan berlagu soal menu Pancasila. Agar tak
terpinggirkan di arus deras global. Oleh karena itu, menjadi jago kandang,
jawara lokal lebih aman, nyaman. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar