habis zaman meleset
(malaise) malah kepleset tenanan
Istilah ‘malaise’ oleh lidah wong Jawa diplesetkan
menjadi meleset. Zaman meleset sebelum
PD II agaknya, merupakan masa sulit kondisi ekonomi dunia. Pemerintah Hindia
Belanda yang sibuk mengkangkangi Nusantara terimbas.
Sejarah dunia mencatat bahwa masa sulit, kondisi kritis akan berulang walau
teranyarkan. Tak ada negara yang bebas krisis macam pandemi covid-19. Menjadi ajang
taruhan martabat kepala negara yang negaranya masuk zona merah. Tak terkecuali
negara adidaya. Perang dagang AS-China kian memuncak dan masuk babak belur.
Penduduk bumi mengalami nasib yang tak beda jauh atau terdampak secara
sistematis. Teror covid-19 melebihi rekayasa teror mengatasnamakan agama. Seolah
tak ada formula ajaib anti covid-19. Antar negara ASEAN saling berlomba dalam
bingkai CAFTA. Sebegitunya nasib nusantara.
Pendekatan politik yang dipakai penguasa rezim politik reformasi. Wajar,
bahasa politik dan kamus politik menjadi rujukan utama, acuan pokok. Intimidasi
politik liwat olok-olok politik tak jauh beda dengan modus propaganda PKI zaman
Orde Lama. Menjadi menu harian berhikmah rakyat kebal aneka penyakit politik.
Nasib wong cilik saat hadapi agresi covid-19 luput dari kepedulian partai
wong cilik. Bikin tangan elite partai kotor. Mirip dunia persilatan dengan
hadirnya partai pengemis. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar