Halaman

Selasa, 26 Mei 2020

habis zaman meleset (malaise) malah kepleset tenanan


habis zaman meleset (malaise) malah kepleset tenanan

Istilah ‘malaise’ oleh lidah wong Jawa diplesetkan menjadi  meleset. Zaman meleset sebelum PD II agaknya, merupakan masa sulit kondisi ekonomi dunia. Pemerintah Hindia Belanda yang sibuk mengkangkangi Nusantara terimbas.

Sejarah dunia mencatat bahwa masa sulit, kondisi kritis akan berulang walau teranyarkan. Tak ada negara yang bebas krisis macam pandemi covid-19. Menjadi ajang taruhan martabat kepala negara yang negaranya masuk zona merah. Tak terkecuali negara adidaya. Perang dagang AS-China kian memuncak dan masuk babak belur.

Penduduk bumi mengalami nasib yang tak beda jauh atau terdampak secara sistematis. Teror covid-19 melebihi rekayasa teror mengatasnamakan agama. Seolah tak ada formula ajaib anti covid-19. Antar negara ASEAN saling berlomba dalam bingkai CAFTA. Sebegitunya nasib nusantara.

Pendekatan politik yang dipakai penguasa rezim politik reformasi. Wajar, bahasa politik dan kamus politik menjadi rujukan utama, acuan pokok. Intimidasi politik liwat olok-olok politik tak jauh beda dengan modus propaganda PKI zaman Orde Lama. Menjadi menu harian berhikmah rakyat kebal aneka penyakit politik.

Nasib wong cilik saat hadapi agresi covid-19 luput dari kepedulian partai wong cilik. Bikin tangan elite partai kotor. Mirip dunia persilatan dengan hadirnya partai pengemis. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar