daulat rakyat vs kuasa politik
Pijak mana saja, siapa saja yang mampu memanfaatkan
kemanfaatan media massa arus utama
maupun arus lemah, tak perlu punya ilmu apalagi pakai paket religi, dengan
modal produk unggul TIK. Di mana pun, kapan saja akhirnya akan mampu menggusur
tugas dan fungsi utama iblis, setan, jin.
Sejarah peradaban manusia juga ditentukan oleh derajat
kemanusiaan lembaga penebar dan penabur kabar berita sesuai pesanan, lembaga
pengganda fakta multiefek bertarif lokal atau suka-suka tapi berdaya jangkau ke
tunas bangsa yang buta huruf sekalipun. Benang merah pemegang kuasa outlet
media dan platform konten, menjadi jaringan penentu nasib dunia.
Akhirnya, sistem ekonomi politik nusantara didominasi
pihak yang mampu menerima order dari dua pihak yang berseteru. Tak perlu repot
cari celah, peluang kelemahan pihak yang akan disasar. Malah mereka datang
sendiri membawa.
Akhirnya, masukan rahasia dari kedua belah pihak
beda pilihan, beda jago tinggal ramu, rakit dan terapkan sesuai tarif. Tarif langganan
atau lunas dimuka, akan menentukan konten, nilai dan efektivitas daya rusak. Fungsi
kuasa lebih dominan dan memang satu-satunya. Formulaisasi daulat akan umpan
balik mangsa. Kombinasi antara alergi dengan tabu.
Ibarat negara pencipta, pencetak, pencetus paham dan atau tenaga teroris
sekaligus melatih alat negara berkembang punya sistem anti-teror. Beda modus
dengan negara produsen narkoba pemasok ke pengguna yang gemar unjuk dan pamer watak
politik. Lain pasal, beda perkara dengan pihak produsen senjata pemusnah masal non-konvensional.
[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar