Halaman

Sabtu, 23 Mei 2020

memerdekakan diri dengan


memerdekakan diri dengan

Mulai dari diri sendiri mempraktikkan agar bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama umat. Bukan pada bagaimana lakukan take and give secara seimbang, setara. Tangan di atas lebih mulia ketimbang tangan penerima, juga tidak. Memanfaatkan waktu malam untuk istirahat dan gampang terjaga, sigap bangun bangkit  di sepertiga akhir malam.

Pokoknya segala seluk-beluk kehidupan harian yang grafiknya merayap naik. Konstan tidak masalah dalam arti konsisten pada lajur lurus. Mengutamakan urusan akhirat sambil jaga jarak urusan dunia. Di era digital saat ini, laju dan laku  peradaban seolah tak kenal dan tak mau kenal. Melawan arus akan tergerus. Ikut arus tapi jangan sampai terbawa arus, hanyut.

Manusia sebagai bagian utama masa depan yang bukan miliknya. Selalu menjaga stamina dan sigap 24 jam. Pertama, menjadikan dirinya sebagai pencetak kader pemikir agama (center of excellent); Kedua, wujud tradisi manusia unggul yang mencetak sumber daya manusia (human resource); Ketiga, sebagai sumber daya akal yang secara sinergitas menggerakkan ketahanan daya masyarakat (agent of development); Keempat, selaku pemilik masa depan mampu merumuskan pola dan gaya hidup harian; dan Kelima, lembaran masa depan sudah terisi aneka catatan, daftar atau . . . .  [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar