memerdekakan diri dengan
Mulai dari diri sendiri mempraktikkan agar bisa menjadi manusia yang
bermanfaat bagi sesama umat. Bukan pada bagaimana lakukan take and give secara seimbang, setara. Tangan di atas lebih mulia ketimbang tangan penerima,
juga tidak. Memanfaatkan waktu malam untuk istirahat dan gampang terjaga, sigap
bangun bangkit di sepertiga akhir malam.
Pokoknya segala seluk-beluk kehidupan harian yang grafiknya merayap naik. Konstan
tidak masalah dalam arti konsisten pada lajur lurus. Mengutamakan urusan
akhirat sambil jaga jarak urusan dunia. Di era digital saat ini, laju dan laku peradaban seolah tak kenal dan tak mau kenal. Melawan
arus akan tergerus. Ikut arus tapi jangan sampai terbawa arus, hanyut.
Manusia sebagai bagian utama masa depan yang bukan miliknya. Selalu menjaga
stamina dan sigap 24 jam. Pertama, menjadikan dirinya sebagai pencetak kader
pemikir agama (center of excellent); Kedua, wujud tradisi manusia unggul
yang mencetak sumber daya manusia (human resource); Ketiga, sebagai sumber daya
akal yang secara sinergitas menggerakkan ketahanan daya masyarakat (agent of
development); Keempat, selaku pemilik masa depan mampu merumuskan pola dan
gaya hidup harian; dan Kelima, lembaran masa depan sudah terisi aneka catatan,
daftar atau . . . . [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar