sepi permirsa tak
tergantikan
Bukan gaya cengeng, lembek. Saat hadapinya terima sebagai
pelecut, pengingat bahwa hidup tak selamanya manis. Sesuai harapan. Buka blogger pribadi mau tayang olahkata
kelima, terakhir selasa 12 Mei 2020 pukul 23-an.
Status statistick menunjukkan 4 judul yang masuk belum
ada yang akses. Masih kosong sejak 07:00. Lebih 16 jam judul anyar belum
memikat pemirsa. Padahal tema dan atau judul, kondisional. Bahas keadaan yang
sedang ngetrend. Termasuk olah kata kategori, label “kisahku”.
Usut punya usut, tiga olah kata berbau politik. Mungkin pemirsa
langganan atau muka anyar, sudah alergi dengan bahasan politik. Berita politik
liwat media massa arus utama, dianggap mengganggu kuping dan mata. Tayangan langsung
oleh media TV malah menjadi hiburan. Main tebak kelanjutannya.
Semasa diberlakukan WFH tak otomatis internet laris,
kendati bukti lain menunjukkan kinerja lelet, lamban. Tiga tahap utama menyerap
atau boros waktu. Berlipat dari normal. Mulai mengakses susah, memproses
masukan tak langsung jadi plus mau keluar alias logout seperti tak rela.
Pelipur lara jika masih dalam batasan 1 jam 1 pemirsa. Kalau
tidak masih berharap, jelang babak final pemirsa mati-matian simak atau cari
bahan bacaan segar. Ternyata liwat 24 jam, dari lima tayangan kemarin masih ada
yang nihil, sepi pemirsa. Bagian nyata kasat mata dari seni berolah kata. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar