Halaman

Rabu, 27 Mei 2020

lompat(an) jauh ke seberang


lompat(an) jauh ke seberang

Walhasil, gerakan pemikiran berkemajuan melampaui pijakan zaman lokal pada antriannya berimplikasi global. Arus masuk membawa paham sosialis yang subur di tanah berkesenjangan. Parpol gurem sampai kasta parpol pelahap segala, mendongkrak boneka politik berepisode.

Separatisme politik muncul akibat rasa bangga akan dukungan wong cilik, rakyat jelata yang kian menciut. Persentase angka rakyat miskin selalu satu digit untuk laporan politik. Mengacu syarat utang luar negeri, terdapat angka rakyat miskin yang tepat manfaat.

Tindak lanjut teori hukum rimba belantara nusantara menyimpulkan pemegang kekuasaan adalah siapa kuat akan dapat, siapa berani nekat akan didaulat. Definisi hukum menjadi terjemahan nyata, terukur dari kepentingan penguasa terselubung. Karena oleh karena, deretan jagatwana ibu pertiwi di bawah ketiak.

Akhirnya masyarakat manusia nusantara dicekoki fakta kedaulatan negara secara internal. Beda dengan sebutan jago kandang. Lebih dahsyat ketimbang garang ke dalam, garing keluar. Keok sebelum berkokok. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar