Halaman

Senin, 04 Mei 2020

ketika politisi kian menyatu dengan kursi


ketika politisi kian menyatu dengan kursi

Selaku syarat susbtansial dasar. Faktor seharusnya dipunyai atau sebagai pratanda. Soal lain perkara, puncak karier politisi ketika bisa menjadi wakil rakyat, kepala daerah, kepala negara. Pilah pilih paket politik sekali pakai, setelah itu ditelan zaman. Tersedia paket terusan yang boros ongkos.

Ingat judul didaur ulang menjadi “panguwasa mbalèni lan mbélani kursiné”. Penyelenggara negara yang merasa satu periode belum berbuat apa-apa. Artinya, jika berdampak menjadi warga binaan, siap kondisi berepisode. Paham biaya politik pada tarif kursi, tahu tarif waktu duduk vs biaya nomor kursi. Tahu kode etik penerapan sanksi hukum.

Bisnis politik menjadikan pihak pembeli kepercayaan, merasa berhak menentukan nasib bangsa dan negara. Manusia ekonomi tak betah antri atau bersaing antar sesama, langsung terjun ke panggung, ajang laga  politik nusantara. Alat negara terimbas politik transaksional menambah aroma irama politik manasuka.

Tarik mundur hitungan lima tahun penuh, siang malam. Manakala dalil defacto maupun dejure, itu bisa dikompromikan. Tiap tahun kontrak politik bisa direvisi ringan, diperpanjang dengan tarif progresif atau balik nama. Pergantian antar waktu menjadi pasal pembenaran terjadinya peremajaan. Terlebih bagi oknum cacat politik. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar