Halaman

Senin, 11 Mei 2020

2021, lonjakan argo liar biaya politik


2021, lonjakan argo liar biaya politik

Kemauan dan atau keinginan nusantara akrab dengan pendemi agresi covid-19 bukan tanpa dalil dan dalih. Catur politik nusantara sudah tahu pihak mana yang layak dikorbankan demi keutuhan “raja dan ratu”. Garda terdepan sudah ludes dilibas lawan politik. Juga tidak. Sudah menjadi umpan sesuai skenario global.

Provinsi seklas ibukota negara masih tergantung pada kebijakan dan jangkauan APBN. Padahal, bahkan kabupaten/kota  luar Jawa mampu bersinergi menggalang dana penanggulangan sejak dini cegah tangkal agresi covid-19. Khususnya komunitas akar rumput yang daulat rakyat masih utuh manfaat, manjur 24 jam.

Hukum politik nusantara kian menaikkan bukti ringan. Semakin jauh dari rakyat, semakin jauh dari ibu kota negara, terjadi hukum keseimbangan. Antara berbanding lurus dengan berbanding terbalik, sulit diprediksi. Perubahan drastis bisa setiap waktu tanpa pemberitahuan dan tak dapat diganggu gugat oleh pihak.

Namun kiranya, daripada merugikan keuangan negara menemukan jalan buntu. Kebijakan lokal masih bisa diandalkan untuk menyerap investasi mancanegara. Mulanya, dengan rumusan alih teknologi diartikan pengunaan tenaga kerja non-nusantara. Kelak, setelah ayam blorok bertelur blorok, nusantara makmur berkesejahteraan vs sejahtera berkemakmuran.

Banyak pemilik dan atau penduduk kursi merasa terasing. Nikmat pantat tersengat duduk di kursi membara. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar