fungsi moral bermasyarakat rakyat papan bawah
Stigma, konotasi, label, marginalisasi rakyat langsung
berkebalikan 180 derajat, kontradiksi dengan sebutan wakil rakyat. Maka daripada
itu, kedaulatan rakyat ada di tangan penyelenggara negara yang tris politika
eksekutif-legislatif-yudikatif. Lebih spesifik, nasib bangsa dan negara lima
tahun ke depan, berada di niat mulia kawanan, anggota partai. Tak terkecuali
parpol dadakan yang dapat kursi wakil rakyat maupun kepala daerah.
Untuk urusan mengurus negara, tak salah jika mengacu
negara lain yang memang sudah lama merdeka. Urusan mensejahterakan rakyat,
cukup lihat pola hidup tetangga dekat yang anaknya lebih sedikit. Semboyan “banyak
anak, banyak utang” menjadi landasan moral penguasa melaksanakan pola
pembangunan nasional.
Bagaimana bunyi yang melandasi judul olah kata ini, kemungkinan
besar di luar fragmental fenomena, wacana “empat pilar berbangsa dan bernegara
vs bermasyarakat tanpa pilar” oleh MPR. Dengan diterbitkannya paham “empat
pilar berbangsa dan bernegara”. Tak perlu disebutkan apa saja pilar dimaksud.
Rasanya, memang betul jika cuma diperuntukkan buat, bagi pihak pengelola
berbangsa dan bernegara. Yaitu mereka kawanan partai politik pemenang pesta demokrasi
lima tahunan.
Baik atau buruk;
benar atau salah; betul atau keliru; bagus atau buruk berdasarkan
demokrasi adalah ditentukan suara terbanyak, mayoritas. Secara aklamasi, voting
atau adu suara. Terlebih untuk kepentingan penguasa. Bukan sesuai ketentuan
agama, norma, tradisi moral yang berlaku di masyarakat.
Stabilisasi moral politik terkendala dan terkendali.
Moral politik rubuh-rubuh gedhang nusantara, pendhèrèk vs nganthèk. Pasca reformasi
yang bergulir laju, meluncur deras dari puncaknya, 21 Mei 1998. Indonesia kian
mendaulatkan diri sebagai negara berkembang. Kran demokrasi mengucur deras ke
segala arah. Bak kuda liar bebas dari pingitan Orde Baru.
Bersyukur, anak bangsa pribumi nusantara yang pada
umumnya di posisi dasar piramida struktur kekuasaan, tetap menjaga persatuan, kesatuan,
keutuhan. Tahan goncang dan anti gonjang-ganjing. Imun terhadap tekanan,
intimidasi, agresi dari pihak manapun. Langganan
kencangkan ikat pinggang berbasis ekonomi ganjil-genap. Kebal terhadap fitnah
penguasa. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar