Halaman

Sabtu, 16 Mei 2020

fungsi moral bermasyarakat rakyat papan bawah


fungsi moral bermasyarakat rakyat papan bawah

Stigma, konotasi, label, marginalisasi rakyat langsung berkebalikan 180 derajat, kontradiksi dengan sebutan wakil rakyat. Maka daripada itu, kedaulatan rakyat ada di tangan penyelenggara negara yang tris politika eksekutif-legislatif-yudikatif. Lebih spesifik, nasib bangsa dan negara lima tahun ke depan, berada di niat mulia kawanan, anggota partai. Tak terkecuali parpol dadakan yang dapat kursi wakil rakyat maupun kepala daerah.

Untuk urusan mengurus negara, tak salah jika mengacu negara lain yang memang sudah lama merdeka. Urusan mensejahterakan rakyat, cukup lihat pola hidup tetangga dekat yang anaknya lebih sedikit. Semboyan “banyak anak, banyak utang” menjadi landasan moral penguasa melaksanakan pola pembangunan nasional.

Bagaimana bunyi yang melandasi judul olah kata ini, kemungkinan besar di luar fragmental fenomena, wacana “empat pilar berbangsa dan bernegara vs bermasyarakat tanpa pilar” oleh MPR. Dengan diterbitkannya paham “empat pilar berbangsa dan bernegara”. Tak perlu disebutkan apa saja pilar dimaksud. Rasanya, memang betul jika cuma diperuntukkan buat, bagi pihak pengelola berbangsa dan bernegara. Yaitu mereka kawanan partai politik pemenang pesta demokrasi lima tahunan.

Baik atau buruk;  benar atau salah; betul atau keliru; bagus atau buruk berdasarkan demokrasi adalah ditentukan suara terbanyak, mayoritas. Secara aklamasi, voting atau adu suara. Terlebih untuk kepentingan penguasa. Bukan sesuai ketentuan agama, norma, tradisi moral yang berlaku di masyarakat.

Stabilisasi moral politik terkendala dan terkendali. Moral politik rubuh-rubuh gedhang nusantara, pendhèrèk vs nganthèk. Pasca reformasi yang bergulir laju, meluncur deras dari puncaknya, 21 Mei 1998. Indonesia kian mendaulatkan diri sebagai negara berkembang. Kran demokrasi mengucur deras ke segala arah. Bak kuda liar bebas dari pingitan Orde Baru.

Bersyukur, anak bangsa pribumi nusantara yang pada umumnya di posisi dasar piramida struktur kekuasaan, tetap menjaga persatuan, kesatuan, keutuhan. Tahan goncang dan anti gonjang-ganjing. Imun terhadap tekanan, intimidasi, agresi  dari pihak manapun. Langganan kencangkan ikat pinggang berbasis ekonomi ganjil-genap. Kebal terhadap fitnah penguasa. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar