Halaman

Sabtu, 30 Mei 2020

generasi gagap gemulai, lelet mikir vs latah nyinyir


generasi gagap gemulai, lelet mikir vs latah nyinyir

Bukan kesimpulan sejarah apalagi sejalan dengan efektivitas bonus demografi. Subyek kian atraktif di musim kering. Panas bumi meningkatkan libido selaku petarung bebas. Maunya semua pihgak beda pilihan dilibas dengan makian, olok-olok politik. Penghafal kata nista, kalimat hujat plus jilat tersalurkan liwat media massa arus lambat.

Tindakan aksi brutal sambil duduk manis. Bebas ujar bak tak kenal wajah diri, rupa diri di cermin. Tahu diri bahwa pengetahuannya melebihi orang berakal sehat. Rekam jejak atau daya empiris pribadi seolah musnah tanpa sampah. Tak ada masukan dari evaluasi diri, mawas diri sejak dini.

Nafsu duniawi menjadikan dirinya fokus ke depan, jangan lengah sekejap mata. Waspadai decak cicak pembawa sial. Agar tak kesalip atau kecolongan di jalan lurus. Melakukan dua kegiatan beda tata cara sekaligus.

Daya analisis berbaur dengan daya sintesis ketika mencerna kehidupan harian. Kecanduan ingin menelan hidup-hidup kuman di seberang lautan bebas. Orang berak di pelupuk mata disangka berkah tak terduga. Itulah sinergitas anatara daya analisis logis dengan daya sintesis logis. Hasilnya ybs sigap balik arah, balik badan.

Akhirnya sampai derajat akademis mampu menduplikasi, mereplikasi, mendaur ulang ilmu yang oleh orang tak berilmu pun tak mau pakai. Sadar bahwa BAB di celana adalah laku bayi atau badut yag bebas hukum agama. Saking betah duduk manis, sampai lupa pantat ditaruh sembarang tempat. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar