generasi gagap gemulai,
lelet mikir vs latah nyinyir
Bukan kesimpulan sejarah apalagi sejalan dengan efektivitas bonus
demografi. Subyek kian atraktif di musim kering. Panas bumi meningkatkan libido
selaku petarung bebas. Maunya semua pihgak beda pilihan dilibas dengan makian,
olok-olok politik. Penghafal kata nista, kalimat hujat plus jilat tersalurkan
liwat media massa arus lambat.
Tindakan aksi brutal sambil duduk manis. Bebas ujar bak tak kenal wajah
diri, rupa diri di cermin. Tahu diri bahwa pengetahuannya melebihi orang
berakal sehat. Rekam jejak atau daya empiris pribadi seolah musnah tanpa sampah.
Tak ada masukan dari evaluasi diri, mawas diri sejak dini.
Nafsu duniawi menjadikan dirinya fokus ke depan, jangan lengah sekejap
mata. Waspadai decak cicak pembawa sial. Agar tak kesalip atau kecolongan di
jalan lurus. Melakukan dua kegiatan beda tata cara sekaligus.
Daya analisis berbaur dengan daya sintesis ketika mencerna kehidupan
harian. Kecanduan ingin menelan hidup-hidup kuman di seberang lautan bebas. Orang
berak di pelupuk mata disangka berkah tak terduga. Itulah sinergitas anatara daya
analisis logis dengan daya sintesis logis. Hasilnya ybs sigap balik arah, balik
badan.
Akhirnya sampai derajat akademis mampu menduplikasi, mereplikasi, mendaur
ulang ilmu yang oleh orang tak berilmu pun tak mau pakai. Sadar bahwa BAB di
celana adalah laku bayi atau badut yag bebas hukum agama. Saking betah duduk
manis, sampai lupa pantat ditaruh sembarang tempat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar