kerukunan sosial akar
rumput vs konflik politik kawanan loyalis
Fragmen kehidupan melibatkan semua komponen. Pelaku
bermasyarakat disatu pihak yang bermajemuk berkelanjutan, heterogen tanpa batas
waktu tapi mampu menjalankan asas rukun agawe sentosa, tepo sliro, sopo siro, sopo ingsun. Pihak lainnya,
bersebut kawanan berbangsa, beratribut kolega bernegara.
Menghadapi musuh negara, tunggu kesepakatan
politik. Pasal untung rugi menjadi penentu. Khsusnya mengacu laga bebas 2024. Tidak
ada juara bertahan, kecuali memang manusia bebal. Jurus jaga kursi menjadikan
bangsa ini tak ada apa-apanya. Kendati masih jauh dari angkara Dasamuka yang
punya aji Pancasona. Tubuh kebal semua jenis senjata. Namun tak tahan dengan
rasa sakit yang menusuk, menyayat.
Anak wayang lokal tak kalah garang dengan asal
muasal lelakon. Tiap lokus kelokalan punya elite lokal yang laik laga bebas. Kelompok
penekan muncul dari arus bawah. Status statis tetapi menghanyutkan politik yang
tak mengakar di bumi. Tak ada ikatan moral dengan tradisi luhur bangsa.
Gerakan masyarakat papan bawah bisa mapan karena
tanpa pamrih urusan dunia. terjadi di setiap pelosok marginal, terpinggirkan
menjadi gerakan arus utama. Tak pakai periode dan dukungan politik sukamampir.
Modal manusia yang mampu menyatu dengan aneka tradisi
budaya dan etis bangsa, esok masih ada harapan buat generasi pewaris masa
depan. Tradisi demokrasi bukan mengandalkan suara. Amal usaha kreatif produktif
anak bangsa, diberi ruang dan otoritas. Agar mampu berkontribusi nyata liwat bidang
garap, ruang juang sesuai karakter diri. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar