Halaman

Senin, 04 Mei 2020

agresi covid-19, topdown vs otonomi daerah


agresi covid-19, topdown vs otonomi daerah

Adalah komunitas profesional dan akademis, kalangan ilmuwan plus cerdik cendekia negara, kelompok manusia nusantara berakal sehat plus panjang akal, ditambah komponen swasta peduli nasib bangsa. Merancang bangun skenario mengendalikan alam.

Ekspansi ke alam lain menembus langit pertama selimut bumi. Pengalaman manusia merasa mampu menginjakkan kaki ke bulan, menambah rasa derajat martabat manusia penguasa alam. Daya khayal akal mengembara bebas tanpa batas waktu dan tempat. Dunia dalam genggaman.

Pasang surut ketahanan mental manusia kelebihan akal, mengandalkan jumlah populasi terbanyak sedunia. Atas nama negara, demi negara maka modus operandi seliar apapun masuk skala prioritas partai tunggal. Skenario Penguasa Alam Semesta, akan ditandingi bahkan merasa lebih digdaya.

Singkat kata agar tak panjang lidah. Nusantara kecolongan menjadi korban agresi covid-19. Rakyat tabu tahu skenario persahabtan bilateral dengan negara produsen covid-19. Kalau bansos APBN dan atau APBD sampai tingkat RT/RW, wajar bin begitulah seharusnya.

Ironis binti miris, pembantu presiden sampai hati tindak turun tangan, blusukan, gugus tugas kendali mutu urusan RT/RW. Apa kata demokrasi. Bukan karena tak mau merugikan negara, pakai pasal menjual negara. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar