Halaman

Senin, 11 Mei 2020

bangun nusantara mulai dari minus


bangun nusantara mulai dari minus

Nusantara bukan salah pilah dan pilih sejarah peradaban  masa lalu. Menjadi bagian penting tapi tidak pokok. Bukan serba kebetulan maupun kebenaran, jika negara multipartai mendapat teguran alam secara langsung, umum, bebas dan rahasia. Masih tak merasa dengan daya bebal manusia politik plus knedali mutu manusia ekonomi.

Citra peradaban yang tak diremajakan, dianyarkan malah dipoles, dioplos pesona, citra, wibawa diri selaku penguasa berlanjut. Martabat bangsa di mata global lebih diutamakan ketimbang memahami arus utama daulat rakyat.

Kaum perempuan sebatas konco wingking menyandang tiga fungsi domestik “M”:  “macak, manak, masak” (berhias, melahirkan anak, dan memasak buat suami dan anggota keluarga). Masih terkait fenomena “neraka katut, swarga nunut”. Tak lepas dari semboyan “konco sekasur”, “konco sedapur”, “konco sesumur”.

Nusantara bumi Pancasila, Ibu Pertiwi tabah tanpa protes, ketika kandungan tanah-air dibudidayakan, diberdayakan, didayagunakan untuk memakmurkan bangsa lain dan sejahtera segelintir manusia kaya.

Geliat kaum hawa liwat jalur pendidikan dan wadah politik, bak buah simalakama.  [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar