Halaman

Minggu, 24 Mei 2020

laga bebas multipartai, sabotase demokrasi vs serobot kursi


laga bebas multipartai, sabotase demokrasi vs serobot kursi

Tidak pakai acuan agar hindari rasa perasa buatan. Bukan hasil teliti sebelum timbang dan bilang-bilang. Jangan bilang lisan kalau ini rekayasa atau modifikasi cuaca. Boleh diujarbebaskan bak pariwara pembodohan pemirsa berasakan ‘ongkir gratis’. Maksudnya ongkos mikir tak ada tarifnya. Bebas bea.

Wajar jika penguasa yang juga juara umum pesta demokrasi, jaga-jaga terhadap segala fakta sejarah yang tak bisa dimanipulasi, direkayasa, dimodifikasi bahkan diintimidasi demi atau dengan dalih jaga wibawa negara.

Sebaliknya, sadar dan paham demokrasi, menjadi efek samping logika pasar, sentimen bebas. Kedaulatan rakyat berawal dari rakyat dan berakhir di tangan penguasa. Industri politik kian memposisikan rakyat selaku penonton pasif.

Ketika rakyat pasca menyerahkan hak politiknya kepada wakil rakyat, kepala daerah maupun kepala negara. Tinggal terima nasib, terima jadi serta yang tak punya hak ajukan protes, petisi apalagi unjuk rasa, unjuk raga.

Demokrasi kodian tentu beda dengan fungsi luhur demokrasi nusantara warisan luhur leluhur yang tak luntur akibat benturan peradaban. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar