laga bebas multipartai,
sabotase demokrasi vs serobot kursi
Tidak pakai acuan agar hindari rasa perasa buatan. Bukan hasil teliti
sebelum timbang dan bilang-bilang. Jangan bilang lisan kalau ini rekayasa atau
modifikasi cuaca. Boleh diujarbebaskan bak pariwara pembodohan pemirsa
berasakan ‘ongkir gratis’. Maksudnya ongkos mikir tak ada tarifnya. Bebas bea.
Wajar jika penguasa yang juga juara umum pesta demokrasi, jaga-jaga
terhadap segala fakta sejarah yang tak bisa dimanipulasi, direkayasa,
dimodifikasi bahkan diintimidasi demi atau dengan dalih jaga wibawa negara.
Sebaliknya, sadar dan paham demokrasi, menjadi efek samping logika pasar, sentimen
bebas. Kedaulatan rakyat berawal dari rakyat dan berakhir di tangan penguasa. Industri
politik kian memposisikan rakyat selaku penonton pasif.
Ketika rakyat pasca menyerahkan hak politiknya kepada wakil rakyat, kepala
daerah maupun kepala negara. Tinggal terima nasib, terima jadi serta yang tak
punya hak ajukan protes, petisi apalagi unjuk rasa, unjuk raga.
Demokrasi kodian tentu beda dengan fungsi luhur demokrasi nusantara warisan
luhur leluhur yang tak luntur akibat benturan peradaban. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar