umur manusia plus bonus, tak bisa kurang tak dapat tambah
Disebutkan ada 3 (tiga) indikasi terkait usia senja, usia bau kubur,
generasi bau tanah atau jelang jatuh tempo: mata yang mulai rabun, redup dan
sayup-sayup; rambut ganti warna, makanya jangan repot uber 3U (umur/usia, uban,
uzur); tulang sudah terasa lelah letih menahan beban tubuh sendiri.
Umat Islam mengenal istilah bonus hidup. Rasullulah saw dengan mengacu umur
umat sebelumnya, mengatakan umur umatnya akan berkisar 65-70 tahun. Mulai sejak
2012 hingga 2035 diasumsikan Indonesia memasuki era bonus demografi. Tercatat,
struktur penduduk didominasi oleh mereka yang berusia produktif (15–64 tahun).
Program menurunkan angka fertilitas akan menentukan proporsi penduduk
non-produktif.
Sebutan atau pemilahan penduduk yang belum produktif (<15 tahun) maupun
yang sudah tidak produktif lagi (>64 tahun), menentukan angka rasio
ketergantungan. Fakta Usia Harapan Hidup (UHH) penduduk Indonesia (2015) adalah
70,8 tahun. Akankah lansia akan menjadi beban negara.
Tindak amoral, laku asusila, ujaran tak senonoh jika dilakukan secara rutin
menerus tanpa ada pihak yang berkeberatan. Ditambah dilakukan secara massal,
aklamasi, segala usia dan gender. Ditunjang pelaku, pengguna aktif bukan orang
biasa. Maka secara otomatis dianggap wajar, lumrah, lazim dan menjadi kebaikan,
kebiasaan baik. Menjadi adat beradab manusia politik nusantara. Sedemikian
menjiwai, mendarah daging, merasuk ke struktur tubuh manusia politik.
Fenomena bonus demografi pernah merangsang logika pakar bedah politik.
Akhirnya, waktu bergulir menjadi penyelamat muka kebijakan yang tak pernah
beraksi. Garis kecerdasan melek politik menambah model daya juang ideologi anak
bangsa pribumi berketurunan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar