pertanyaan umum jawaban pribadi
Teknik wawancara ada ilmunya. Saking berilmunya, tanpa sadar kita orang
menjadi obyek. Istilah kerennya menjadi informan, responden. Tingkatan menggembirakan
karena ada honornya disebut ‘narasumber’. Tak sadar saat ikut pergunjingan
bebas tanpa forum, bisa-bisa komen kita bisa menjadi bukti ringan, fakta ujaran
sesuai kepentingan.
Sisi lain adalah foto diri kita dengan status ‘berada di tempat yang tak
semestinya, pada waktu tak selayaknya’. Pas liwat daerah sasaran operasi aparat
keamanan. Apalagi pada jam lelap malam. Apesnya, bisa terkena peluru nyasar.
Atau pas bersama kelompok orang bermasalah.
Runyam jika sedang di tempat yang sama pada saat ada kejadian perkara kriminal.
Didaulat secara yuridis menjadi saksi mata atau kebutuhan pencarian fakta. Paling
runyam, didakwa secara sengaja melakukan pembiaran atas tindakan zalim. Malah masuk
pasal bagian atau minimal ‘setuju’ atas kejadian pidana dimaksud.
Paling runyam. Ada pihak lain mampu membaca bahasa tubuh kita. Tanpa diminta
langsung membeberkan kondisi aktual, faktual, terkini serta rangakaian sebab
akibat. Melebihi daya analisis, daya diagnosis
ahlinya.
Terkadang petunjuk Allah SWT sifatnya langsung dan sederhana. Radar bahasa manusia
tak mampu menterjemahkannya. Dianggap kejadian alami, lumrah, tanpa kesan dan
pesan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar