manusia menjadi khalifah atas diri sendiri
Fakta historis ketika
manusia masih dalam bentuk atau berada di alam ruh, sudah punya sifat fitrah
ketauhidan. Allah SWT menciptakan Adam selaku manusia pertama yang akan menjadi
khalifah di muka bumi.
Fakta formal, resmi,
transnasional tentang bermanusia nusantara. Fungsi akal menjadikan manusia kian
berakal. Makna khalifah diterjemahkan sesuai bahasa manusia. Sebut saja mulai
dari yang umum, perpanjangan tangan penguasa tunggal. Duta besar berkuasa
penuh. Predikat wakil bangsa, kuasa usaha, pemegang otonomi dan otoritas,
sesuai SK raja rimba atau memang sesuai niat dan tujuan bersama. Yaitu berdiri sama duduk.
Fakta tak tertulis
menyuratkan plus menyiratkan. Sinyalemen malaikat bahwasa manusia akan membuat
kerusakan di muka bumi dan saling menumpahkan darah. Eksploitasi alam maupun
manusia mengekspolitasi manusia, menjadi agenda pembangunan dunia, global,
mondial. Manusia akhirnya diperbudak oleh produk, buatan, karya ciptaannya
sendiri.
Manusia semakin berakal
akan berbanding lurus dengan eksplorasi modus mengakali apa saja. Namun berbanding
terbalik dengan kendali diri. Seolah kehilangan hak otonomi, hak asasi atas diri
sendiri secara mandiri, pribadi apalagi berkepribadian. Ketergantungan pada
orang lain untuk urusan dunia, agar sukses dunia.
Jadi, manusia terjebak
pada beban ganda, selaku khalifah di muka bumi dan sesuai tugas pokok dan fungsi
menjadi hamba-Nya. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar