doyan kursine ora doyan
dosane
Sistem karier politik liwat pabrik partai politik maupun aruh salah guna
kuasa, pelampau batas wewenang, terbukti manjur memjungkirbalikkan tatanan
birokrasi. Jiwa korps alat negara tak luput dari carut marut sistem angkatan
akademis (ada sebutan khusus, sengaja tak ikut-ikutan sebut).
Dosa berlapis politik nusantara lainnya, adalah bisa menjadikan siapa saja
menjadi apa saja. Daya dongkrak sekaligus daya depak, daya dupak plus daya
libas bertebang pilih. Bahasa politik dan hukum politik mendominasi tata negara
dan adab berpemerintahan. Adagium bahasa wong Jawa “asu mbalèni piringé vs panguwasa mbélani kursiné” memang dinamis, bisa tukar nasib.
Daya batin plus suasana kejiwaan berbasis mistis menjadikan sukses politik
serasa nikmat di pantat kian pahit di empedu. Lebih daripada dalil “kapok lombok”. Wajar jika gerakan senyap, aksi masif ateis tetap mendapat tempat yang
layak di haluan kesetanan. Perjanjian teranyarkan menjadi saksi sejarah tak
terbantahkan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar