kopi tak lagi hitam
“Beli kopi hitam, tanpa gula, sachet satu ons-an atau 100gr . . . “. Seolah
menjadi syarat beli kopi di warung rakyat, usaha keluarga yang sigap diketuk
malam hari. Kopi non-hitam instan dalam kemasan satu cangkir, segala merk, harga
rakyat, ber-renteng menjadi ciri.
Budaya instan, jalan pintas, potong kompas, jalan tikus menjadi andalan
pihak yang bebas bau keringat sendiri. mengandalkan uluran dan batuan tangan pihak
lain yang layak dipercaya dan bebas ongkir. Justru seolah yang alami malah
menurunkan gengsi dan martabat negara.
Kreativitas membaca peluang dan pangsa pasar, terdapat penjaja keliling
sedia kopi hangat. Kopi menjadi komditas satu barang aneka harga. Sesuai lokasi,
peruntukkan dan gengsi. Mirip satu zak semen, harga tergantung biaya angkut, logistik
dan musim pembangunan. BBM bisa di bawah satu kendali. Termurah di antara
negara-negara ASEAN.
Mata air pegunungan di desa menjadi bahan baku kemasan air mineral. Penduduk
desa mau tak mau tetap beli air kemasan dimaksud. Merk dan sumber segala sumber
mata air, tidak masalah. Pemutihan kopi, rasanya bukan produk unggulan manusia
unggul nusantara. Anak bangsa pribumi dikenal selaku pengguna aktif produk
mancanegara.
Paham ekonomi perutangan, pakai model angsuran, bukan pasal tabu. Stratifikasi
sosial politik masyarakat lebur karena dan demi gengsi. Kian nyaring ketika
jabatan presiden pilihan rakyat liwat pilpres, hanya sebatas sebutan petugas
partai. Kondisi kian melarutkan nasionalisme.
Ikatan moral atas penemuan bentukan kelompok bermain berbangsa dan
bernegara. Ikatan atas dasar kesamaan, kerataan, keseteraaan satu jiwa
kepentingan bersama. Merasa satu kasta di atas rata-rata nasional. Beda pilihan
layak dilibas.
Skenario terselubung global pasca perang dingin, sengaja menciptakan
tatanan masyarakat kembali ke struktur masyarakat berasaskan sama-sama. Sekaligus
melestarikan masyarakat papan bawah, rakyat akar rumput liar. Perubahan sosial
tidak harus meningkatkan martabat. Pemberian alternatif bertujuan ganda
mengkerdilkan jiwa rakyat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar