manfaat mandi pagi di sore senja
Walau tak tercapai sama rata, berkeadilan. Pakai asas kesataraan. Sehingga yang
tiada tara tampak jelas. Beda waktu tentu beda perlakuan atau nasib diri. Makanya,
jika hukum tajam, runcing ke atas maupun ke bawah, ibarat pedang keadilan bisa
tebang pilih dan atau belah bambu. Senjata makan tuan jika tak pandai-pandai
main hukum.
Akhirnya manusia dengan segala mahir, segenap ahli, seluruh lihai mampu
memposisikan diri dimana saja, kapan saja. Tindak pribadi bersifat kebiasaan
harian. Refeksi jiwa spontan berujar “tidak seperti biasanya” jika menghadapi
kenyataan pahit nan getir. Sebaliknya akan bergaya ucap “seperti biasanya”. Rangkaian waktu dirasa formalitas rutin,
tidak ada efek domino.
Pasal bersih diri dan bersih lingkungan, bak laga dilematis. Mau pakai
aturan diri sejak dini. Bisa konflik dengan norma lingkungan. Fokus ke aspek
legal bukan mengacu pada kebijakan hukum buatan manusia alias produk politik.
Dimensi moral bersih itu sehat memuat nilai dasar manusiawi yang bersifat kodrati,
alami, ilmiah. Tak heran secara horizontal masuk sebutan bonum honestum
(nilai yang layak digapai dan dihormati karena dirinya sendiri).
Dimensi nilai religiusitas menempatkan kebersihan sebagai bagian esensial dari
iman.
Menjaga wudhu tidak sekedar syarat sholat. Juga bukan berarti anti-keringat
atau berkotor tangan urus urusan dunia. Pergeseran waktu untuk memadatkan
acara. Ritme dan interval waktu dibuat sama untuk urusan berbeda. Kejadian pagi
yang terlewatkan tak bisa dikonversikan. Peluang dengan menambal, meningkatkan
kapasitas religiusitas sore senja. Batas ganti waktu jelang malam. Berlaku hukum
malam.
Sibuk melakoni waktu pagi sambil memikirkan, menyiapkan porsi sore. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar