samakan langkah dengan
Rakyat dengan segala tingkat martabat buatan pihak atas. Semakin mendapat
stigma, label, cap karena sudah dikenal ungkapan “ora kebawah ora
keprentah”. Penjelasan ringan, 'tidak tertaklukkan tidak terperintah'. Alias tidak
terkuasai sama sekali. Jauh pasal manusia bebas yantak sesuai dengan sifat
kodrati manusia.
Gerakan hati batin rakyat, alami dan berlandaskan tata moral religiusitas. Tak
perlu dibujuk rayu untuk berbakti bagi ibu Pertiwi. Tak perlu diiming-imingi
bahkan ditakut-takuti agar taat hukum. Tak perlu diperintah untuk hormat kepada
pimpinan formal dengan sistem demokrasi hak suara.
Kepercayaan rakyat yang memilih wakil rakyat, kepala daerah maupun
presiden. Sejak pemilu 1955 langsung masuk “air susu dibalas air tuba”. Berkembang menjadi “nila sebelanga binasa bangsa
senegara”. Tak perlu jauh-jauh. Kembali ke pangkalan, comot ungkapan “ngandel tali
gedebog”. Atau 'percaya tali pelepah pisang'. Sesuai fakta sejarah, percaya kepada
orang yang tidak berbudi.
Singkat kata, simak ungkapan “langkah kili”. Bermakna ‘langkah kilik’. Simbolisasi
ucapan atau tingkah laku yang melampaul batas. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar