Halaman

Minggu, 19 Juli 2020

samakan langkah dengan


samakan langkah dengan

Rakyat dengan segala tingkat martabat buatan pihak atas. Semakin mendapat stigma, label, cap karena sudah dikenal ungkapan “ora kebawah ora keprentah”. Penjelasan ringan, 'tidak tertaklukkan tidak terperintah'. Alias tidak terkuasai sama sekali. Jauh pasal manusia bebas yantak sesuai dengan sifat kodrati manusia.

Gerakan hati batin rakyat, alami dan berlandaskan tata moral religiusitas. Tak perlu dibujuk rayu untuk berbakti bagi ibu Pertiwi. Tak perlu diiming-imingi bahkan ditakut-takuti agar taat hukum. Tak perlu diperintah untuk hormat kepada pimpinan formal dengan sistem demokrasi hak suara.

Kepercayaan rakyat yang memilih wakil rakyat, kepala daerah maupun presiden. Sejak pemilu 1955 langsung masuk “air susu dibalas air tuba”.  Berkembang menjadi “nila sebelanga binasa bangsa senegara”. Tak perlu jauh-jauh. Kembali ke pangkalan, comot ungkapan “ngandel tali gedebog”. Atau 'percaya tali pelepah pisang'. Sesuai fakta sejarah, percaya kepada orang yang tidak berbudi. 

Singkat kata, simak ungkapan “langkah kili”. Bermakna ‘langkah kilik’. Simbolisasi ucapan atau tingkah laku yang melampaul batas. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar