Halaman

Jumat, 17 Juli 2020

penggila jabatan warisan notonegoro bak nila sebelanga


penggila jabatan warisan notonegoro bak nila sebelanga

Sistem perabotan, perobatan pembentuk kekebalan diri sejak dini versi suku bunga bangsa rumpun nusantara tujuh turunan. Secara alami sudah kebal sejak dari sono-nya sampai derajat manusia bebal. Proses pengkebalan, pembebalan diri menjadi mata rantai spiritual yang mengoplos paham anismime-dinamisme dengan paham politik sekali pakai.

Partai politik berkat fasilitasi oleh pemerintah, semakin merasa berjasa plus bermanfaat bagi anggotanya. Terlebih secara formal diposisikan bahwasanya pendidikan politik praktis selaku komponen utama mencerdaskan kehidupan bangsa (cerdas intelektual cerdas emosional dan cedas spiritual).

Pasal lain yang menarik dan atau mendorong, selain kawanan anggota partai menelan utuh indoktrinasi politik cepat saji. Mereka juga mendapat cekokan ramuan ilmu politik lokal yang sifat spiritualnya berdaya global.  Praktik filosofi “atas petunjuk kawan ketua partai seberang lautan”.

Jauh tahun sebelum ikut rebutan, rayahan gunungan kursi maupun bamcakan kursi. Cikal bakal petugas partai, mulai dari kelas teri sampai kelas kakap, wajib melafalbebaskan mantra politik dalam bahasa ibu.

Spirit, semangat bela juragaan, kawal lambang partai, sigap pasang badan dan pagar betis demi martabat, wibawa, nama tenar ketua umum partai. Sebagai bentuk integritas jiwa dengan tujuan mulia partai. Mantra politik bak doa diyakini, dipahami sarat daya magis, potensi mistis, tuah kutukan atau kekuatan dunia lain.

Akhirnya oknum pengamal, pelaku mantra politik merasa menjadi manusia bebal. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar