Halaman

Minggu, 05 Juli 2020

rakyat pinter, panguwasa minteri


rakyat pinter, panguwasa minteri

Narasi sejarah bangsa terasa lengkap, atau secara lengkap dilengkapi dengan pengetahuan yang beredar di masyarakat. Memang bisa katanya. Cerita rakyat lokal mengungkapkan riwayat nama lokasi, tempat kaitannya dengan lakon babad alas roban, mbangun negoro. Tokoh lokal tanpa pamrih membentuk peradaban bermasyarakat.

Tiap daerah, wilayah administrasi punya lelakon sendiri. Kendati antar tempat kejadian sejarah beda waktu. Terdapat benang merah adanya ketokohan. Bukan sekedar pendekar turun puncak gunung ketika sikon kondusif. Langsung mendapat kursi penyelenggara negara. Bukan sekedar anak tanya siapa kakek moyangnya pendiri pasar tiban.

Menapak tilas sejarah nusantara dari sudut pandang bahasa rakyat. Susah bebas dari sistem hukum penjajah Belanja. Boleh saja tapi bukan pokok, rekaman berita media massa sebagai bukti. Jejak sejarah yang menjadi warisan budaya dijaga selaku cagar budaya, sulit dimanipulasi.

Namanya politik hitung mundur. Pernyataan pihak tertentu selaku fakta kesaksian. Bukti dicari kemudian. Hukum negara, hukum nasional atau sebutan, predikat semaksud. Sudah ketahuan sejak dini keberpihakkannya. UU merupakan fungsi hukum yang kian jelas peruntukkannya. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar