Halaman

Jumat, 03 Juli 2020

kembalikan nusantara ke pangkuan ibu pertiwi


kembalikan nusantara ke pangkuan ibu pertiwi

Gara-gara, lantaran penyelenggara negara gemar gara-gara politik. Alat negara diseret arus main politik bebas ideologi. ASN jelas masuk birokrasi sipil dengan loyalitas terformat kuasa politik tak kenal tatanan. Globalisme dengan paket pandemik agresi covid-19 membuat argo anggaran kian sigap langgar pakem sehat itu cerdas.

Bidang garap politik menjadi primadona, anak emas, unggulan. Gegaran, goncang, goyang manusia bebal tulang lunak berkebangsaan. Masa depan digadaikan, digaransikan, ditumbalkan ke pihak kuat bayar biaya politik. Manusia politik tampang garang garing nyaring melengking lagak lagukan kepentingan mancanegara.

Bumi nusantara kian menyusut, mengkerut, keriput bukan karena usia lanjut. Kursi kuasa politik semangkin mengkerucut menyedot tanah-air.  Duduk manis seni melipat tangan, berpangku tangan tanpa keringat sendiri apalagi mandiri. Modal jasa kakek moyang orang pelaut gemar melego, memindahtangankan, melipat pulau demi pulau.

Adab bangun daratan baru berkebalikan dengan geo(logi)politik. Tapi sama sebangun bikin kesejahteraan bangsa lain yang lebih kaya, kuat, kuasa. Generasi emas nusantara jangan sampai kontrak di bekas negara kakek nenek moyangnya manusai bebal politik. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar