Halaman

Kamis, 16 Juli 2020

risiko perusahaan vs rahasia negara


risiko perusahaan vs rahasia negara

Judul belum ditulis, sudah langsung ketinggalan zaman, usang, kedalu warsa. Penulis dicap gagal paham sejarah. Jelas-jelas negara adalah perusahaan. Di negara pra-maju atau berkembang plus, pelaku usaha adalah kolaborator segala strata, manipulator dari hulu ke hilir, investor huru-hara politik. Memang tiap subjudul bisa bunyi sendiri. Fakta bicara nyata, aktual, faktual.

Embel-embel nusantara sekedar membangkitkan ingatan akan fakta. Bangun sentimen sesama satu turunan rumpun tanpa tanjakan. Sahabat alam lebih diterjemahkan mohon doa restu, berkah kepada sing tunggu kuburan. Kuburan demokrasi nusantara berjejer, bertumpuk. Sesuai periode pemerintah atau presiden ataupun mégakasus. Walhasil, walau usaha belum bergerak, hasil sudah didapat.

Perubahan yang terjadi pada manusia dan atau orang NKRI lebih diakibatkan pengaruh global, transnasional. Penjajahan melalui kemajuan teknologi. Anak bangsa pribumi memang sigap 24 jam melahap produk asing. Merasa masuk klas dunia. Daya sensor psikologis yang berpusat di otak, kalah garang dengan agresi, intervensi, intimidasi dan invasi ‘barang baru’.

Anak bangsa pribumi, putra-putri asli daerah, bumiputera, sukabumi, generasi patriot bangsa sibuk mengelola rasa bangga dengan keterasingan diri. Energi tersedot, emosi terkuras untuk menyesuaikan diri dengan peradaban yang bukan miliknya. Perut kosong asal otak isi gengsi.

Untuk menjadikan olah kata layak simak, terkadang tulisan yang sederhana melalui proses yang tidak sederhana. Cari acuan sejenis. Memplagiat, mengoplos hasil olah kata sendiri. Sinergi antar ragam bahasa berbagai disiplin ilmu. Bahasa tutur orang jalanan yang acak-acakan menjadi inspirasi. Diunggah dan dipoles. Tidak ada yang sulit binti rumit. Efek dominonya sederhana, kian dipendam bikin hati dendam tak kesampaian. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar