Halaman

Senin, 06 Juli 2020

barangsiapa meretakkan maka juga akan merekatkan


barangsiapa meretakkan maka juga akan merekatkan

Modal abjad, 5 huruf: a, e, k, r, t maka akan dapat disusun kata, lema: kerat, kerta, ketar, kreta, raket, retak, taker, terak. Tentu dianjurkan buka kamus bahasa yang ada di nusantara. Karèt, kréta tak masuk hitungan, bilangan walau karena beda huruf hidup ‘è’,  ‘é’ bukan huruf hidup ‘e’.

Namun bilamana perlu sesuai petunjuk sejarah, di tangan yang tepat atau pihak bertangan dingin – tak perlu maestro atau mbahé – bisa selaku bahan baku menjadi karya tulis. Enak disimak dan layak. Soal ada pihak yang tersungging bibirnya, memang kadar diri seperti itu. Abaikan demi persatuan, kesatuan dan keutuhan ragam bahasa.

Adagium maupun seloroh senonoh, tentang kehidupan harian sampai menu kontrak politik lima tahunan tetap layak. Tak menurunkan rasa hormat kepada kawanan politisi maupun kepada alat negara yang nyata-nyata, terang-terangan telah berjibaku demi. Imbalan politik dirasa kurang. Perimbangan nikmat dunia pun belum memadai.

Mana mungkin sekaligus menanggung fungsi (kerat, kerta, ketar, kreta, raket, retak, taker, terak) sampai cangkem berbusa-busa plus mengacungkan tinju ke udara sembari teriak “Pancasila di dadaku”. Mempraktikkan sila pertama saja sampai melampaui, menyalib tujuh turunan, tujuh tanjakan, tujuh simpangan sebidang sejarah hingga presiden ketujuh. Namanya merah tetap merah. Sekali ateis memang darah dagingnya. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar