haluan parpol bebas
ideologi, adat turun kursi vs modus geser pantat
Mau adagium, mau ada-ada saja itu judul. Rasanya memang bukan asli
nusantara. Ada itu di negara pewayangan yang pakai sebutan khayangan. Tempat betara
Guru, dewanya para dewa-dewi. Rangkap jabatan dengan dedemit para dedemit alas,
belantara, rimba, hutan. Versi dalang Sukasuka bahwasanya betara Guru punya
anak cucu dengan manusia bumi.
Ada haluan ada buritan. Kalau sudah keterlaluan pakai jurus kabur,
mengkaburkan masalah cari jalan selamat. Bukan menjadi juru selamat bangsa. Sebaliknya,
sesuai adagium “ada uang anda selamat”. Tentu selaku negara multipartai punya
bahasa tersendiri. Menjadi bahan studi banding.
Sebegitu amat dramatisasi pentamatan riwayat partai politik praproklamsi
hingga sampai bentukan partai politik pasca reformasi. Partai politik sekali
pemilu atau umur teknis satu periode. Sisi lain seolah mengalamatkan fakta
sejarah yang ditulis oleh pihak beradab. Jurus lurus banding- sanding-tanding
untuk membuktikan pembenaran.
Tuah kursi nyaris keramat. Sejalan dengan tajuk ujar “kutukan kursi mpu
Gandrung, sampai presiden ketujuh”. Nusantara terselamatkan oleh ki amat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar