Halaman

Sabtu, 04 Juli 2020

barangsiapa merasa nikmat kursi politik nusantara, maka


barangsiapa merasa nikmat kursi politik nusantara, maka

Tak perlu heran bin gumun. Ambisi, pamrih, motivasi, niat asli kawanan politisi sipil sekaliber petugas partai tahu apa itu nikmat kursi, nikmat pantat, nikmat dunia. Pakai formula rumusan mentalitas global pun, ujung-ujungnya biaya politik, ongkos politik. Bedanya dengan negara maju sangat terasa. Bukti ringan nyata nusantara mampu mempertahankan diri menjaga peran, posisi, status, kasta selaku negara berkembang di tempat. Berkembang selapis demi selembar. Antar periode.

Gamblang terang brnderang, praktik demokrasi 3R berbasis masyarakat sipil, mengacu pada konsep Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali) dan Recycle (daur ulang). Landasan idiil partai politik gurem sampai melek-merem sama yaitu Pancasila. Penjabaran liwat AD dan ART sesuai kebijakan pemrakrasa, penggagas, pendiri. Wewenang oknum ketua umum setara dengan presiden kepala negara, kepala pemerintahan.

Fenomena puncak tumpukan sampah menggunung, merata sesuai spirit otonomi, otoritas daerah. Multipartai dengan pertimbangan parpol di nusantara seimbang dengan jumlah provinsi. Lebih utama sebagai parpol lokal provinsi. Martabat awal didapatkan wakil rakyat nasional yang berakar di akar rumput domisili. Masih kurang gairah, kurang cerah ditambah wakil daerah, utusan golongan, sambung lidah pengusaha.

Kasta politik teranyarkan adalah daya imajinasi politik – jauh makna dengan daya ideologi – yang dikais-kais dari bahan baku lokal. Dikemas, diformat, dibingkai, dipoles, di-setting sedemkian atraktif. Bersifat atraktif adaptif. Mau belok kiri boleh langsung. Lurus jalan terus. Tinggal di landasan pacu tunggu giliran antrian pembagian kursi. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar