barangsiapa merasa
nikmat kursi politik nusantara, maka
Tak perlu heran bin gumun. Ambisi,
pamrih, motivasi, niat asli kawanan politisi sipil sekaliber petugas partai tahu apa itu nikmat kursi,
nikmat pantat, nikmat dunia. Pakai formula
rumusan mentalitas global pun, ujung-ujungnya
biaya politik, ongkos politik. Bedanya dengan negara maju sangat terasa. Bukti ringan nyata
nusantara mampu mempertahankan diri menjaga peran, posisi, status, kasta selaku negara
berkembang di tempat. Berkembang selapis demi selembar. Antar periode.
Gamblang terang brnderang, praktik demokrasi 3R berbasis masyarakat sipil, mengacu pada konsep Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali) dan Recycle (daur ulang). Landasan idiil partai politik gurem sampai melek-merem sama
yaitu Pancasila. Penjabaran liwat AD dan ART sesuai kebijakan pemrakrasa, penggagas, pendiri.
Wewenang oknum ketua umum setara dengan presiden kepala negara, kepala
pemerintahan.
Fenomena puncak tumpukan
sampah menggunung, merata sesuai spirit otonomi, otoritas daerah. Multipartai dengan
pertimbangan parpol di nusantara seimbang dengan
jumlah provinsi. Lebih utama sebagai parpol lokal provinsi. Martabat awal didapatkan
wakil rakyat nasional yang berakar di akar rumput domisili. Masih kurang
gairah, kurang cerah ditambah
wakil daerah, utusan golongan, sambung lidah pengusaha.
Kasta politik teranyarkan adalah daya imajinasi politik –
jauh makna dengan daya ideologi – yang dikais-kais dari bahan baku lokal.
Dikemas, diformat, dibingkai, dipoles, di-setting sedemkian
atraktif. Bersifat atraktif adaptif. Mau belok kiri boleh langsung. Lurus jalan
terus. Tinggal di landasan
pacu tunggu giliran antrian pembagian kursi. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar