Halaman

Sabtu, 11 Juli 2020

turun mesin politik pasca agresi covid-songolas


turun mesin politik pasca agresi covid-songolas

Bagaimana bunyi dalil hubungan, interaksi antara daya capai pertumbuhan ekonomi negara dengan daya serap tenaga kerja atau pengurangan tingkat pengangguran bebas buka-tutup. Apakah pembukaan lapangan kerja padat karya tunai menjadi tanggung jawab pemerintah.

Kemampuan daya beli menjadi salah satu pertimbangan sebutan miskin. Bukan pada besar pendapatan, penghasilan per bulan maupun harian. Selama pendekatan pintu rezeki masih berpola “ada tenaga ada bayaran” maka hukum ekonomi buatan manusia.

Orientasi penciptaan lapangan kerja baru menjadi prestise kisah sukses pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Diimbangi “yang muda yang berkarya” sejalan tantangan nyata bonus demografi. Ikhwal ini untuk atau selaku pembenaran pasal “yang manula tetap berjaya layak nongkrong-nangkring di atas kursi kuasa politik”.

Jadi, tak perlu ada regenerasi, sistem pengkaderan, pola pendederan bibit unggul. Serahkan kepada kemurahan dan keramahan alam. Nasib generasi nanti-nanti tunggu uluran tangan dari luar pagar nusa. Sistem pewarisan tetap berlaku, tak bisa diganggu gugat. Mirip nasib rakyat miskin karena keturuan. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar