Halaman

Sabtu, 25 Juli 2020

stigma petugas partai, bokong luwih kajen ketimbang sirah


stigma petugas partai, bokong luwih kajen ketimbang sirah

Cabang olah raga prestasi bergengsi, saat dilombakan, ditandingkan. Motto tercepat pada lari 100m; terkuat pada cabang angkat berat; terindah pada loncat indah. Waktu lomba dalam hitungan detik. Butuh waktu pembibitan, pembentukan sampai jadi dalam hitungan tahunan. Tidak dikenal atlet dadakan, karbitan, orbitan atau penunjukan langsung. Tak ada pasal anak cucu atlet, merasa berhak bernasib sama.

Api, bukan sekedar dapat dipadamkan dengan siraman air. Dinamika dan gengsi api, membuat wong Jawa menyusun filosofi bahwa api ngurupi lan nguripi. Menjadi olahragawan atau atlet tak kunjung padam, bisa layak hidup. Atau bahkan masuk kategori masyarakat menengah. Kendati masih jauh di bawah ambang tarif, bursa transfer pesepak bola.

Sekolah politik nusantara sedemikian hemat biaya pendidikan. Langsung cetak jadi sesuai paket. Soal laik tanding, sejarah yang akan membuktikan. Biaya politik tidak ada korelasi dengan daya ekonomi negara berkembang. Bukan untuk biaya cetak politikus. Biaya mencari kursi konstitusional. Politik menjadi agama, sudah jelas betapa peran, status dan posisi oknum ketua umum.

Motto kuat, tangkas, cerdas menjadikan atlet politik disulap secara instan. Umur teknis sesuai nilai jual. Dilambungkan untuk dipukul. Digadang-gadang asal sesuai skenario, konspirasi pihak ketiga. Sesuai agenda politik pasar bebas terbuka. Tahan lama asal mampu memuaskan multipihak, asal dapat menjaga martabat transnasional. Laga kandang dengan biaya, ongkos, tarif standar global. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar