Halaman

Kamis, 09 Juli 2020

perubahan sosial rakyat vs peningkatan martabat penguasa


perubahan sosial rakyat vs peningkatan martabat penguasa

Hamparan air tenang jika ketimpa batu atau ketetesan air, akan menghasilkan gelombang ke segala arah  berupa lingkaran-lingkaran, disebut gelombang longitudinal. Suara yang keluar dari gong yang dipukul, akan menimbulkan gelombang suara longitudinal. Saudara dekatnya berwujud gelombang transversal. Teriakan pelantang atau alami, contohnya. Panjang gelombang bisa diukur.

Hamparan akar rumput akan berbagi rezeki jika mendapat bantuan sosial. Sigap tanggap bencana politik akibat ‘setetes nila’ jatuh dari atas. Tangkap ikan jangan perkeruh airnya. Sergap mangsa jangan rusak habitatnya. Jangan bumi hanguskan lumbung cuma demi basmi seekor tikus berdasi.

Lain pasal, beda perkara. Grojogan batu ukuran minimal sekepal, menimpa hamparan tanah keras. Walau timbunan sampai menggunung dirasa kurang tinggi. Semangkin tinggi kian merasakan ada pihak lain yang lebih tinggi. Kalah tinggi atau sulit meninggi lagi. Namun karena selaku kepala batu. Maksudnya batu alam tinggal comot tanpa menggali. Ide cerdas dengan meletakkan batu terbesar di puncak tumpukkan batu.

Manusia bebal walau dikerek, didongrak sampai pucuk tetap dengan keteguhan jiwa bebal. Merasa punya cadangan cerdas diri. Merasa bahwa tumpukan tatanan batu paling bawah, paling dasar wajib rombak, diubah. Ganti batu klas global. Agar daya tampung, daya dukung mampu menumpu tidak hanya ratusan juta pantat manusia. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar