perubahan sosial rakyat
vs peningkatan martabat penguasa
Hamparan air tenang jika ketimpa batu atau ketetesan air, akan menghasilkan
gelombang ke segala arah berupa
lingkaran-lingkaran, disebut gelombang longitudinal. Suara yang keluar dari
gong yang dipukul, akan menimbulkan gelombang suara longitudinal. Saudara dekatnya
berwujud gelombang transversal. Teriakan pelantang atau alami, contohnya. Panjang
gelombang bisa diukur.
Hamparan akar rumput akan berbagi rezeki jika mendapat bantuan sosial. Sigap
tanggap bencana politik akibat ‘setetes nila’ jatuh dari atas. Tangkap ikan
jangan perkeruh airnya. Sergap mangsa jangan rusak habitatnya. Jangan bumi
hanguskan lumbung cuma demi basmi seekor tikus berdasi.
Lain pasal, beda perkara. Grojogan batu ukuran minimal sekepal, menimpa
hamparan tanah keras. Walau timbunan sampai menggunung dirasa kurang tinggi. Semangkin
tinggi kian merasakan ada pihak lain yang lebih tinggi. Kalah tinggi atau sulit
meninggi lagi. Namun karena selaku kepala batu. Maksudnya batu alam tinggal
comot tanpa menggali. Ide cerdas dengan meletakkan batu terbesar di puncak
tumpukkan batu.
Manusia bebal walau dikerek, didongrak sampai pucuk tetap dengan keteguhan
jiwa bebal. Merasa punya cadangan cerdas diri. Merasa bahwa tumpukan tatanan
batu paling bawah, paling dasar wajib rombak, diubah. Ganti batu klas global. Agar
daya tampung, daya dukung mampu menumpu tidak hanya ratusan juta pantat
manusia. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar