Halaman

Minggu, 26 Juli 2020

lapangan kerja nusantara vs tenaga kerja multipihak


lapangan kerja nusantara vs tenaga kerja multipihak

Modus, manuver, akrobat politik yang dilakukan kawanan politisi sipil – walau sekaliber petugas partai – jelas kalah kelas dengan gaya pasukan berani mati politisi (mantan) alat negara. Birokrasi sipil bukan disusupi, malah sebaliknya. Penguasaan teritorial menjadi wawasan geopolitik. Pergerakan antar pulau, bahkan remebsan dari pinggiran terpantau.

Kesigapan 24 jam menghadapi bencana alam selaku indikator sistem pertahanan-keamanan. Aksi massa berbasis di daerah tertinggal, terdepan, terluar langsung terlacak, terendus. Menghadapi agresi dari musuh tidak nyata, bukan pasal baru. Penguatan alat negara dengan dalil tak ada perwira tinggi non-job. Tidak sekedar dikaryakan model zaman Orde Baru.

Kabinet jilid terakhir presiden RI ketujuh, seolah-olah menjadi ajang laga mantan alat negara vs mantan alat negara. Nusantara sesuai nilai dan posisi tawar, nilai tukar presiden dan sentimen moderat pasar ideologi bebas dunia. Perlahan atau sekedar memperjelas rintisan lawas, napak tilas, di bawah komunikasi, koordinasi, kendali satu atap.

Efektivitas, kemanfaatan di rumah saja, Cerdas diri anak bangsa teruji 24 jam. Tak mau repot di dapur. Pesan santapan porsi individu. Ongkir bisa di atas harga jual makanan/minuman. Kesempatan kerja terbuka lapang, luas. Tak pakai modal keringat, hanya jaga kadar gengsi. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar