lapangan
kerja nusantara vs tenaga kerja multipihak
Modus, manuver, akrobat politik
yang dilakukan kawanan politisi sipil – walau sekaliber petugas partai – jelas kalah
kelas dengan gaya pasukan berani mati politisi (mantan) alat negara. Birokrasi
sipil bukan disusupi, malah sebaliknya. Penguasaan teritorial menjadi wawasan
geopolitik. Pergerakan antar pulau, bahkan remebsan dari pinggiran terpantau.
Kesigapan 24 jam menghadapi
bencana alam selaku indikator sistem pertahanan-keamanan. Aksi massa berbasis
di daerah tertinggal, terdepan, terluar langsung terlacak, terendus. Menghadapi
agresi dari musuh tidak nyata, bukan pasal baru. Penguatan alat negara dengan
dalil tak ada perwira tinggi non-job. Tidak sekedar dikaryakan model zaman Orde
Baru.
Kabinet jilid terakhir
presiden RI ketujuh, seolah-olah menjadi ajang laga mantan alat negara vs
mantan alat negara. Nusantara sesuai nilai dan posisi tawar, nilai tukar presiden
dan sentimen moderat pasar ideologi bebas dunia. Perlahan atau sekedar
memperjelas rintisan lawas, napak tilas, di bawah komunikasi, koordinasi,
kendali satu atap.
Efektivitas, kemanfaatan
di rumah saja, Cerdas diri anak bangsa teruji 24 jam. Tak mau repot di dapur. Pesan
santapan porsi individu. Ongkir bisa di atas harga jual makanan/minuman. Kesempatan
kerja terbuka lapang, luas. Tak pakai modal keringat, hanya jaga kadar gengsi. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar