lain ladang beda dalang
Peta politik, geopolitik, daerah pemilihan maupun kantong suara nyaris satu
warna. Bukan karena kinerja parpol old-crack yang lebih tua ketimbang
NKRI. Hanya saja selama pandemic agresi covid-19 (jangan dibaca
kowid-songolas). Belum ada bentukan parpol model apapun yang mengaku
bertanggung jawab. Minimal mendirikan posko sembako atau panggung hiburan
rakyat.
Padahal koalisi parpol pro-penguasa mampu mendirikan mampu menggelar bazar
murah, aksi nasional bakti sosial 24 jam. 2024 masih jauh, tidak ngefek.
Provinsi maupun kabupaten/kota sibuk rebutan kursi pilkada serentak 2020, adem
ayem. Kalkulasi politik lokal jelas-jelas melibas protokol
kesehatan.
Singkat olah kata, kebetulan jika pelaku tipikor. Terlebih dengan pola OTT
KPK. Kebetulan petugas partai tingkat daerah menjadi tersangka, tertuduh,
terdakwa sampai tervonis. Pewarisan kursi kepala daerah melebihi pola kerajaan,
kesultanan. Daerah menjadi negara bayangan, negara kontrakan. Diimbangi jiwa
otonomi, otoritas daerah dengan gairah berdikari, mandiri, berdaulat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar