Halaman

Selasa, 07 Juli 2020

ambang bawah status sosial rakyat nusantara


ambang bawah status sosial rakyat nusantara

Bisa saja disebutkan bahwasanya karya jurnalistik layak dianggap selaku dokumen sosial politik. Hasil jepretan tukang foto media massa, tayangan berita atau karya tulis bisa jadi bukti. Minimal menambah analisa pertimbangan, perhitungan berkeyakinan pihak tertentu.

Salah satu muatan kabar berupa komen pihak tertentu. Atau hasil wawancara sekedar tarik mundur pernyataan. Bukti kemudian sesuai pesanan. Motif pembuktian berita resmi pun tampak ter-rekayasa. Dengan cerdas diri mengkaitkan antara kejadian yang sedang terjadi dengan yang pernah terjadi. Langsung bisa di-judge siapa petugas utama di lapangan. Statemen bertendensi peradilan ditambah narasi memilukan.

Masyarakat penjunjung tinggi peradaban bangsa, berniatan tetap mempertahankan tata moral berbangsa dan bernegara. Menjaga eksistensi  pranata plus tata sosial politik secara turun-temurun. Pewarisan peradaban lokal melalui berbagai cara, jalur maupun media.

Keunggulan pertama terasa nyata pada proses pewarisan peristiwa demi peristiwa. Diformat dengan latar belakang halaman depan alamiah, ilmiah dan illahiyah. Praktik pendidikan atau faktor ajar sejak dini, sejak dalam kaandungan sampai pola uber ilmu sampai liang kubur.

Keunggulan kedua karena proses intensitas kehidupan keluarga selaku madrasah, sekolah pertama dan awal bagi anak. Keluarga inti, keluarga batih menjelma menjadi ajang sosialisasi primer. Pemodal anak sebelum terjun ke lingkungan dan bermasyarakat.

Praktik sosial bermasyarakat, mengelola lingkungan sudah menjadi adat, menu bebas 24 jam rakyat. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar