emosi nasionalisme dan energi religi kebangsaan rakyat
terkuras hanya untuk
Pihak yang mampu menyaingi kinerja buronan manusia ekonomi, macam
pengemplang pajak, yang melenggang bebas ke negara bebas hanya kriminal politik.
Ironis binti miris, modus hilang manusia politik hanya seputar nusantara. Tak jauh-jauh
dari endusan pihak berwenang tapi tak merasa berwajib. Tergantung kontrak,
order maupun timbal balik prestasi mendongkrak pamor yang mulai meredup
sayup-sayup.
Karena nila sekoalisi, apadaya susu
senusantara. Babakan kehidupan bermasyarakat secara sistematis, masif dan
atraktif bukannya tak ada keterkaitan dengan peikehidupan berbangsa dan
bernegara. Keluarga besar hidup bersama di belanga raksasa bernama nusantara.
Efek domino, efek karambol negara multipartai terasa nyata. Ternyata adonan
Pancasila hanya beredar di dasar belanga. Tempat asal-muasal sila-sila.
Di lapisan atas, permukaan belanga nusantara, bergerombol kawanan wajah
asing yang tak asing di mata rakyat. Ibarat kotak wayang dengan sistem terbuka non-proporsional. Siapa saja,
pihak mana saja laik tampil sesuai tarif progresif, harga promo liar tanpa ambang
bawah. Dikarenakan ada negara asing yang investor politik, sanggup menyediakan
tenaga kerja sekali pakai. Di negaranya masuk kategori warga binaan. Atau pihak
yang berseberangan dengan kebijakan partai tunggal. Mereka direkrut sebagai
relawan di nusantara. Sigap buka cabang di nusantara. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar