Halaman

Selasa, 21 Juli 2020

filosofi suap nusantara, memancing uang dengan umpan uang


filosofi suap nusantara, memancing uang dengan umpan uang

Banyak kiranya latar belakang, halaman belakang, pekarangan samping yang menginspirasi tindak jenaka suap. Bentukan, wujudan daripada uang pelican agar urusan tak birokratif. Kreativitas terstimulus dengan prosedur perijinan menentukan nasib penerima dan atau pengguna manfaat. Tak ayal lagi peluang adalah uang.

Tak ada hubungan kekerabatan dengan tindak pidana korupsi. Kendati masih dalam kendali KPK dengan OTT. Kebijakan politis tingkat kelurahan pun bisa menggurita, bak kapal keruk lokal tapi sarat akal. Jangan bayangkan kebijakan nasional yang menjadi daya tarik politsi yang paham sirkulasi uang negara.

Terjadi perbedaan pasal jual beli pasal kebijakan. Kepala daerah ‘daerah basah’ tak perlu berbasah-basah uber recehan APBD. Pola pelampaubatasan atau modus kerjasama regional bahkan global. Nyata terukur nilai Rp dengan urusan ijin bangun tanah-air. Bisa simak kasus sengketa agraria yang berlanjut antar periode.

Oleh karena itu sekiranya anak suku bangsa nusantara berketurunan bersaksi bahwa setiap amal politik akan dibalas dengan pahala politik. Cepat atau lambat umpan kursi yang empuk akan meraih kursi yang lebih empuk. Ini dia si kursi-kursi. Umpan dingklik untuk merayah kursi wasit tepuk bulu. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar