Halaman

Jumat, 12 Juni 2020

tahu-tahu jidat kejedut aktor-tiban

tahu-tahu jidat kejedut aktor-tiban

Bukan pasal pola melangkahkan kaki sendiri menapak bumi serta penundukkan muka bak ilmu padi. Kapan sampainya atau sudah sampai dimana. Yang belum ada mirip adegan wayang “dawala dadi raja”. Pakem wayang nusantara selalu teranyarkan usai satu periode. Pihak mana saja yang menentukan peran dan hasil akhir, sudah tertata rapih. Tidak dikenal pergantian pelakon antar waktu apalagi ubah babakan secara dadakan.

Pemajuan Kebudayaan adalah upaya meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia melalui pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan Kebudayaan. (ada UU dan Perpres-nya)

Warisan budaya nusantara yang tidak dapat diraba, dijamah namun daya jangkau di luar nalar, di luar akal sehat mendominasi kehidupan berbangsa dan bernegara. Bukanlah buang waktu bin sia-sia kinerja 4 Pilar. Sistem pelestarian tergantung lokasi yang terdeteksi menjadi pusat pembauran, wadah asimilasi penusantaraan.

Maka daripada itu, upaya nyata “pelestarian” adalah praktik dinamis untuk mempertahankan plus mengamankan  keberadaan warsian budaya dan kandungan nilai luhur dengan cara pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan.

Katakanlah, sebutan aktor-tiban dimirip-miripkan dengan predikat tim sukses pelestarian. Pihak  yang berkeahlian khusus, spesialis dengan standar di atas rata-rata nasional. Jelas diutamakan jam terbang, berpengalaman global atau memang bukan orang lokal nusantara.[HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar