antara rakyat dengan
penyelenggara negara berjarak Pancasila
Bentuk NKRI digambarkan dalam struktur
hierarkis piramidal. Tampak dari arah 4 sisi, terlihat lapisan selaku penunjuk
tingkatan status. Lapisan paling bawah, dasar, pondasi diisi oleh kalangan
rakyat papan bawah. Puncak hanya terdapat jabatan seorang kepala negara.
Lapisan diperkaya jika menampilkan
pola pemerintah mulai dari desa/kelurahan. Lebih berjiwa jika menampakkan
posisi yang hanya bisa diisi oleh pihak akibat hasil pesta demokrasi. Distribusi
kursi kuasa politik menjadikan seolah NKRI solid, laik tanding di kancah
global. Lebih daripada itu, masyarakat adil makmur sejahtera sudah di depan
mata.
Pondasi besar peninggalan Orde Lama
menjadi batu pijakan loncatan jauh.lompatan besar Orde Baru. Tiap periode presiden,
khususnya hasil pilpres, membuat dasar negara terpetak-petakkan, terkotak-kotak,
terkapling-kapling.
Semangkin dirumuskan, semangkin
meninggikan, menambah jumlah lapisan,
atau ketebalan tiap lapis status statis penyelenggara negara NKRI. Padahal lapisan
semu, maya. Kalau kasat mata, dibilang imitasi, walau memang bukan fatamorgana.
Keropos dalam hal lumrah, yang penting nyaring bunyinya.
Kian tinggi kedudukan presiden agar
tak terjangkau kritik dari bawah, kedap suara hati nurani rakyat. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar